Ahad, 03 April 2022 / 1 Ramadhan 1443 H
MADINAH AL-MUNAWWAROH, Kota yang sangat dicintai Rosulullah SAW. Kota yang penuh dengan kedamaian hati, ketenangan bathin dan ketentraman jiwa. Di sana banyak bersemanyam makam para syuhada dan para sahabat-sahabat utama.
Alhamdulillah rombongan kami mendarat dengan baik di Bandara Internasional Prince Mohammad Bin Abdul Aziz, Madinah sekitar pukul 21.00 Waktu setempat. Kami langsung disambut oleh Muthowwif Syaikh Ust. Parson dan diarahkan menuju Bus. Kemudian satu persatu jamaah dibagikan hidangan makanan kotak AL-BAIK 😄 you know lah. Sahur Perdana kami di Madinah, sahur sebelum sahur hehehe. ya! karena makan sahur sesungguhnya sudah disediakan di Hotel tempat kami menginap selama tinggal di Madinah, Hotel Madinah Concorde.
Setelah proses pengecekan oleh Muassasah (Organisasi Pemadu Jamaah di Arab Saudi) selesai baru kami bisa jalan menuju hotel. Perlu diketahui, hal-hal yang diperiksa oleh Muassasah diantaranya pengecekan paspor dan visa jamaah satu persatu. Selain proses pengecekan tersebut, proses handling koper dari bagasi pesawat ke bagasi bus juga memakan waktu cukup lama. Bagi kami menunggu di Bandara Madinah tetap lebih baik dari pada tidak pernah menunggu hehehe.
Bus dengan tulisan Ajwa "Linnaqlil Hujjaj" melesat ke Hotel. Seluruh rombongan jamaah umroh Sanema masuk ke kamarnya masing-masing dan rarapih. Saya kebagian di Kamar 411 dan satu kamar dengan H. Adit, Pak Dena dan Pak Tamin. Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk saling mengenal satu sama lain dan memahami karakter masing-masing. Memahami karakter satu kamar merupakan hal penting demi kelancaran komunikasi dan saling mendukung.
Malam pertama di kota Madinah membuat saya tidak bisa tidur. Hati udah kepengen banget ke Masjid Nabawi, tapi apalah daya kami belum diperkenalkan jalan menuju masjid sehingga harus bersabar sampai waktu subuh tiba. Sekitar pukul 03. 25 kami makan sahur di Hotel lantai M.
Alhamdulillah makanan yang disediakan adalah makanan khas indonesia. Cocok di lidah. Menu masakan yang bervariasi dan memanjakan lidah jamaah. Di Madinah tidak ada pembatasan porsi makan, sehingga seluruh jamaah semua kebagian sesuai porsinya masing-masing.
Sahur perdana di Madinah memberikan kesan yang sangat mendalam di hati kami. Bukan hanya kebutuhan pangan yang tercukupi, akan tetapi suasana damai dengan udara sejuk turut mengubah suasana hati semakin bersyukur. Ya! Kota Madinah benar-benar telah membius kami dalam kecintaan yang amat sangat, kecintaan yang dimanipestasikan dalam kalimat sholawat berkali-kali. Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ali sayyidina muhammad.
Sahabat SANEMA, berpuasa di Negeri orang rasanya laen dah. Secara alami fisik kita harus beradaptasi terlebih dahulu dengan waktu setempat. Secara khan selisih waktu Indonesia dengan Saudi Arabia sekitar 4 jam. Kalo di Madinah pukul 3 dini hari berarti di Indonesia sudah pukul 7 pagi. Hal tersebut yang membuat jam biologis kita harus beradaptasi dengan cepat.
Waktu subuh hampir tiba, sekonyong-konyong ribuan jamaah keluar dari hotelnya masing-masing bagaikan pasukan lebah yang akan menyerang musuhnya, mereka berjalan bagaikan berlari, tubuhnya ringan, kakinya cepat-cepat melangkah seperti ada magnet besar yang menarik ke sana, bergerak serentak menuju satu titik, Masjid Nabawi.
sumber : https://otomotif.antaranews.com/foto/88568/masjid-nabawi-madinah
Tak kuasa air mata ini meleleh, menangis sejadi-jadinya, menumpahkan rasa bahagia yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Subhanallah.. seneng banget bisa ngeliat masjid nabawi langsung dan bisa melaksanakan sholat di sana. Teringat keutamaannya sabda Nabi SAW "Satu sholat di masjidku lebih baik dari 1000 sholat di tempat lain kecuali di masjid al-harom" (HR. Bukhori No.1190 Muslim No. 1394).
Sholat subuh sarat nasehat! berada di tengah-tengah ribuan jamaah benar-benar membuat degup jantung saya berdetak lebih kencang, membuncahkan rasa bahagia tak terkira. Dalam suasana hati yang sangat siap mengikuti sholat subuh berjamaah, takbir yang terangkat menyatu padu dengan megahnya interior masjid nabawi.
Sang imam membawakan QS. Azzumar. Diantara ayat yang membekas di hati adalah ayat 18, yang artinya "(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantarnya, Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat". Kemudian diujung ayat 20 sang imam menekankan ayatnya dengan nada yang sahdu nan kuat ".... (itulah) janji Allah. Allah tidak akan mengingkari janji (-Nya)".
Semakin meleleh air mata ini, seperti sebuah pesan tersirat yang dialamatkan kepada saya. Saya yang kesehariannya banyak ngomong seakan-akan diingatkan agar sepulang dari kota suci harus lebih banyak mendengarkan dan menyimak dari orang-orang di sekitar agar aspirasi dan keluhan dari kanan kiri dapat diserap dengan baik. Entahlah itu saja rasa yang saya rasakan saat mendengarkan ayat-ayat tersebut. Wallahu a'lam.
Dengan hati yang masih "terkoneksi", selepas sholat tidak saya sia-siakan untuk mengadu, mengiba dan berdoa sebanyak-banyaknya. Dimulai dari memohon ampunan atas dosa-dosa yang selama ini saya lakukan, besar-kecil, sengaja-tak sengaja. Satu demi satu episode kemaksiatan bagaikan dipertontonkan di pelupuk mata. Deras air mata ini mengalir tak terbendung. Kemudian bergeser mendoakan istri, anak-anak, kedua orang tua, kedua mertua, saudara, sanak famili, kerabat dan tetangga kanan kiri.
Lantas kami berdoa agar diberikan umur yang panjang dan badan yang sehat, ilmu yang bermanfaat, milik rezeki yang banyak tur berkat, dan banyak hal tentang dunia dan akhirat.
Waktu syuruq sebentar lagi tiba, saya diingatkan oleh H. Adit agar melaksanakan sholat isyroq 2 rokaat. Keutamaan sholat isyroq sebagaimana sabda Nabi SAW:
"Siapa saja yang subuh secara berjamaah, kemudian duduk dan berdzikir kepada Allah sampai terbit matahari, kemudian sholat dua rakaat maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana haji dan umroh sempurna sempurna sempurna" (HR. At-Tirmidzi, Hadits Hasan)
setelah sholat isyroq kami melaksanakan sholat duha beberapa rokaat kemudian kembali ke hotel untuk istirahat sejenak. Ya! jadwal hari itu adalah istirahat untuk memulihkan fisik setelah perjalanan pesawat yang cukup melelahkan. Seluruh jamaah umroh SANEMA dihimbau untuk beristirahat di kamarnya masing-masing hingga menjelang waktu dzhuhur.
Menurut saya, ide untuk beristirahat adalah ide yang sangat bagus. Memaksakan melaksanakan city tour sesuai jadwal yang tertera justru malah melemahkan fisik dan semangat. Sebab, aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan di Madinah sangat membutuhkan kesehatan dan kebugaran fisik. Salah-salah mengatur energi dan badan ini, bisa-bisa ambruk dan sakit. Naudzubillahi min dzalik.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar