City Tour Madinah | Senin, 4 April 2022 / 2 Ramadhan 1443 H
Subuh itu, rasanya ni'maaaaaaaaat banget. Saya menghabiskan Q-Time sendirian di Masjid. Duduk di barisan depan agak deket dengan Makam Nabi SAW (bag. belakangnya). Selepas sholat subuh sy niatkan i'tikaf sampe waktu syuruq.
Beberapa kitab yang saya bawa saya baca satu persatu. Diantaranya kitab doa-doa. Saya baca selembar demi selembar dengan penuh khusu', ringan saja seperti menyatu dengan lisan, bertebaran makna-makna yang terkadung di dalamnya membuat hati semakin rindu dengan sosok orang yang makamnya tepat di depan sy sekarang, Rosulullah SAW. Allahumma Sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad wasallim wabarik alaih.
Entahlah, saya tidak melihat waktu saat itu apakah sudah memasuki waktu syuruq atau belum. Saya memberanikan diri bertanya kepada Syaikh yang sedang duduk di belakang saya dan terjadilah dialog.
"Assalamualaikum ya syaikh, kemsiah? al an yadkhulu fi waqtis-syuruq?", Syeikh itu menjawab dengan bahasa arab yang fasih dan menjelaskan bahwa waktu syuruq sudah terlewat, sambil menunjukkan jam yang ada di smartphone nya menunjukkan pukul 06.16, sementara waktu syuruq jatuh pada pukul 16.11 waktu setempat. Kemudian syeikh itu melanjutkan penjelasannya bahwa untuk waktu dhuha sudah masuk. Seseorang yang duduk disampingnya kemudian bertanya apa perbedaan mendasar antara waktu isyroq dengan dhuha. (Melanjutkan penjelasan)
Setelah itu, saya pamit hendak melaksanakan sholat duha beberapa rokaat, namun sebelumnya saya meminta diri untuk disimak bacaan Al-Qur'an saya. Kala itu saya membacakan QS. Al-Waqiah. Alhamdulillah disimak dengan baik. Beberapa ayat ada yang dibetulkan dan ada yang diulang-ulang. Lagi dan lagi makna ayat-ayat yang terkadung di dalam surat tersebut seperti berhamburan memenuhi ruang dada dan seisi ruangan masjid. ni'maaaaaaat gusti.
Selesai membacakan QS. Al-Waqiah satu surat full di hadapan syaikh, saya pamit dan langsung melaksanakan sholat duha. Selepas berdoa, saya bergegas keluar masjid, namun ternyata syaikh belum beranjak pergi dan berulang kali mengucapkan "Masyaa allah..". Beliau duduk kembali di samping saya dan saya menawarkan berswafoto untuk kenangan. "May i take a fhoto?" beliau menjawab "La La.. La foto, video tafadhol". Dan saya merekam momen itu, alhamdulillah.
Sahabat SANEMA, Matahari mulai menunjukkan kegagahannya di atas pelataran Masjid Nabawi. Payung-payung raksasa yang menyelimuti seluasnya pelataran masjid mulai mengepakkan kemewahannya. Gerakan slow motion payung besar itu menambah keindahan tersendiri, sungguh menakjubkan. Asbahna wa asbahal mulku lillah walhamdulillah laailaha illah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu, wahuwa ala kulli sayin qodiir.. Allahumma as'alukal khoiro fi hadzal yaumi wa khoiro ma ba'dahu waaudzubika min syarri hadzal yaumi wa syarri ma ba'dahu. Allahumma inni audzubika min adzabin finnari wa adzabin filqobri
Saya keluar masjid melalui pintu 4. Pintu itu dekat sekali dengan lorong menuju Raudhah dan makam Rosulullah SAW. Namun karena pembatasan di area itu diberlakukan, jadinya akses masuk dijaga ketat oleh askar. Yaa ikhwah... berjalan-jalan di pelataran masjid nabawi di pagi hari itu sangat menyenangkan hati. Udara pagi yang masih segar dan suasana bahagia nampak sekali di sana.
Seluruh jamaah dari berbagai belahan dunia sudah menghabiskan waktu subuhnya dengan beribadah, i'tikaf, membaca al-qur'an, berdoa sampai terisak-isak. Kini saatnya menikmati pagi hari dengan penuh rasa syukur. Mengabadikan moment-moment mengesankan disana. Tidak ketinggalan saya pun melakukannya, mengambil beberapa foto dengan background Kubah Hijau khas Masjid Nabawi.
Perlu diketahui, diujung jalan sana, terdapat pemakaman Baqy. Apa itu pemakaman Baqy? Area pemakaman yang menyimpan jasad-jasad para sahabat Nabi Muhammad SAW. Terletak di bagian timur Masjid Nabawi dengan luas areal mencapai 174.962 meter persegi. Subhanallah..
Makam Baqi biasanya dikunjungi oleh jamaah selepas sholat subuh. Untuk jamaah ikhwan boleh masuk ke dalam, sedangkan untuk jamaah akhwat cukup di depan gerbang saja. Sebelum masuk ke lokasi pemakaman, terdapat plang yang berisi larangan berbuat syirik, menginjak dan duduk di atas kuburan. Jadi, tata cara berziarah ke makam baqy ini cukup simpel, yaitu membaca salam dan mendoakan mereka. Setelah itu napak tilas mengingat perjuangan para sahabat dalam membela agama islam bersama Rsoulullah SAW.
Nah, Sahabat SANEMA karena matahari sudah mulai panas, saya memutuskan untuk kembali ke hotel, tidak jadi melanjutkan ke Baqy. pertama, karena berhusnudzhon di city tour nanti akan diadakan kunjungan ke sana, yang kedua karena khawatir dicariin oleh H. Adit karena sebelumnya saya tidak bilang dulu mau pulang siang. Jadi, saya langsung saja pulang ke Hotel.
[Dokumentasi Umroh Tahun 2018]
Pas nyampe hotel, saya baru ingat kalo pagi ini adalah jadwal jamaah akhwat/ibu-ibu berkunjung ke Raudhah dan dijadwalkan sepulang jamaah ibu-ibu dari Raudhah kita akan melaksanakan City Tour Madinah dengan Bus dan tidak mengunjungi Baqy. Waddidaaaawww... tau gitu mah tadi saya lanjutin aja jalan ke makam Baqy. Dasar nyesel mah belakangan bae, kalo di awal? ya Pendaftaran 😁
In Syaa Allah City Tour Madinah kali ini naik bus. Lah emang kenapa? sebab City tour sore kemaren mah kita jalan kaki muter-muter sekitaran Masjid Nabawi ampe pegel-pegel, manan lagi puasa, haus kering kerontang. lebay. Lokasi yang akan dikunjungi yaitu Masjid Quba dan Kebon Korma.
MASJID QUBA, Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. di Quba, Rosulullah SAW tinggal selama 4 hari dan disambut meriah oleh penduduk setempat.
Menurut sejarah, Masjid Quba di bangun pada 8 Robiul awwal/23 Sept 622 M. Masjid ini berdiri di atas kebun kurma seluas 1.200 meter persegi. Kemudian Masjid direnovasi hingga luasnya sekarang mencapai 5.860 meter persegi dan dapat menampung jamaah 20.000 orang. Subhanallah..
Masjid Quba bukan hanya memiliki nilai sejarah saja, akan tetapi ada keistimewaan dan keutamaannya. Salah satunya adalah Hadits Nabi SAW: "Barang siapa yang bersuci di rumah lalu pergi ke Masjid Quba, kemudian dia mendirikan sholat di sana, maka dia mendapatkan pahala umroh". pahala umroh sebelum mengerjakan umroh sungguhan. Allahu Akabr!!
Setelah dari Masjid Quba, kita bertolak ke Kebun Kurma yang tidak jauh dari lokasi masjid. Alhamdulillah City Tour hari itu selesai dan kita kembali lagi ke Hotel untuk bersiap-siap melaksanakan Sholat Dzhuhur di Masjid Nabawi. Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar