Sabtu, 23 April 2022

Apa yang ada di RAMADHAN?

Sejak kita berada dipenghujung bulan sya'ban, kami seluruh warga baik tua maupun muda bersiap-siap melaksanakan PAWAI TARHIB. Kemudian sore hari berikutnya tradisi di tempat kami mengadakan MUNGGAH. Yakni, bersedekah makanan yang sudah dimasak ke sesama tetangga. Sungguh pesona perkampungan yang menawan. Kental dengan adat dan tradisi. Diwariskan secara turun temurun karena terdapat nilai kebaikan dan persatuan yang sangat bagus. 

Dilanjutkan, kita langsung diperkenalkan dengan istilah HISAB & RU'YAT. Dua metode untuk menetukan awal bulan hijriyah/qomariyyah. Selepas itu, istilah SIDANG ITSBAT. Sidang penetapan awal ramadhan untuk memulai berpuasa. Biasanya sidang tersebut digelar ba'da maghrib sampe waktu isya oleh kementerian agama RI. Jika ditetapkan malam itu adalah awal bulan Ramadhan, maka kaum muslimin bersegera menyiapkan pagelaran SHOLAT TAROWIH ba'da sholat isya. Bilangan sholat tarowih selalu menjadi perdebatan tiap tahunnya, namun SHOLAT WITIR rata-rata dilaksanakan 3 rokaat dengan 2x salam. Bubaran tarowih adalah keni'matan bagi sebagian orang termasuk saya mungkin beres sholat tarowih itu seperti bebas dari penjajahan hehehehe. Maklum kita bukan ahli ibadah jadi gampang cape dan nyerah. 

Namun tidak dengan warga sekalian yang berinisiatif untuk ngariung bareng untuk membaca Al-Qur'an bersama-sama, TADAARUS AL-QUR'AN. Subhanallah. suasana malam hari di bulan ramadhan memang beda seolah-olah menyihir kampung yang tadinya sepi jadi rame dan bermartabat. Ramadhan menebarkan pesonanya. Malam hari menjadi waktu istimewa dan "perjalanan" ibadah PUASA RAMADHAN pun dimulai. 

     
 Foto Kegiatan Tadaarus Al-Qur'an di Musholla Al-Falah, Ramadhan 2022

Dini hari, anak-anak muda dengan semangatnya membangunkan warga kampung dengan peralatan seadanya seperti bedug, kecrek, ember bekas cat, dan lain-lain. Terdengar suara dari toa musholla "sahur-sahur" melengking turun naik. Hal itu tentu agar warga bisa bangun dan menyiapkan hidangan untuk MAKAN SAHUR. Amboi inilah pementasan seni di kampungku. 

Satu jam sudah suara dari toa itu menyeruak ke seisi kampung dari jam  02.00-03.00 dengan tabuhan bedug dan segala macam irama dan syair-syairnya. Warga-warga mungkin sudah bangun dan bersahur. Di celah-celah waktu sahur itu disempatkan menegakkan SHOLAT TAHAJJUD walaupun cuma 2 rokaat. Jadi, urutannya adalah bangun tidur, cuci muka, berwudhu, sholat tahajjud, kemudian makan sahur. Lalu sikat gigi, dan bersiap-siap sholat subuh berjamaah. 

Sepuluh menit menjelang adzan subuh, terdengar kembali sahutan IMSAK.. imsak... imsak! Pertanda agar warga menyudahi makan dan minumnya karena sebentar lagi akan memasuki waktu SHOLAT SUBUH

Imsak sendiri dalam bahasa arab artinya menahan. Ya! agar menahan diri dari makan dan minum di waktu sahur supaya tidak kebablasan. Imsak di situ ibarat lampu kuning bukan start berpuasa. Sebab awal mulai berpuasa di hari itu sebetulnya adalah datangnya waktu subuh. Hanya saja khawatir bablas jika seluruh waktunya dihabiskan untuk makan dan minum. 

Adzan subuh nyaring di telinga. Musholla nampaknya lebih penuh dari hari-hari biasa. "Assholatu khoirum minannaum" Sholat lebih baik dari pada tidur. Setelah adzan selesai, jamaah subuh bersegera melaksanakan SHOLAT FAJAR atau sholat qobliyyah subuh "dua rokaat sebelum subuh itu lebih baik dari pada dunia dan isinya" - Hadits. Ada juga yang baru datang dan melipir ke pojok ruangan untuk BERSEDEKAH SUBUH, memasukkan uang ke kotak amal yang dipasang di sana.

Tadaarus al-qur'an juga mulai terdengar selepas sholat subuh berjama'ah. riuh sahdu suara lantunan ayat-ayat suci bersahut-sahutan, memantul dari satu tiang ke tiang lain di Musholla. Setiap pojok diisi oleh bapak-bapak sambil senderan, tiang dan tembok jadi sandaran ni'mat. Tak kalah banyak, ibu-ibu berjejer rapi di sepanjang selasar musholla sambil lirih bertadaarus. Anak-anak muda dan bocah-bocah kelas SD turut meramaikan suasana subuh di Musholla. Subhanallah.

Tibalah waktu syuruq untuk melaksanakan SHOLAT ISYROQ. Sholat isyroq adalah sholat sunnah yang dikerjakan di awal masukknya waktu dhuha yaitu ketika matahari terbit setinggi tombak, kira-kira 10-15 menit setelah matahari terbit (cek waktu terbit matahari di kalender + 15 menit). Jika waktu terbitnya 05.50, maka waktu syuruq kurang lebih 06.00-06.05. 

Apa keutamaannya? Sabda Nabi SAW dari Annas bin Malik :

"Barang siapa yang Sholat pagi hari (subuh) secara berjamaah, kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah SWT hingga terbitnya matahari, kemudian ia sholat dua rokaat, maka baginya pahala seperti mengerjakan haji dan umroh, Beliau Bersabda : Sempurna! sempurna! sempurna!" (HR. Tirmidzi No.586)

Selepas mengejakan sholat isyroq, berduyun-duyun pulang ke rumahnya masing-masing. Ada yang rebahan, ada yang melanjutkan tidur, karena sedari tadi menahan ngantuk agar tidak tidur abis subuh. Emang kenapa? Kata ustadz "tidur abis subuh itu ngawaris faqir/miskin". Ada juga yang langsung melakukan aktivitas rutinnya bekerja sesuai bidangnya masing-masing. Sungguh indah pemandangan pagi hari itu. 

Sekitar pukul 08.00, 09.00, sampai pukul 10.30 kira-kira, mereka yang mengimani bahwa "mengerjakan amalan sunnah di bulan Ramadhan ini diberikan pahala seperti amalan wajib dan mengerjakan amalan wajib akan diberikan pahala 70x lipat amalan wajib di luar ramadhan", maka di jam itu ditegakkannya SHOLAT DUHA

Sholat Duha dikerjakan 2 rokaat BOLEH, dikerjakan 4 rokaat MANTAP, dikerjakan 6 rokaat HEBAT, dikerjakan 8 rokaat AJIB, dikerjakan 10 Rokaat DAHSYAT, dikerjakan 12 rokaat RUARR BIASSA. So, kerjakan lah sholat duha walaupun dua rokaat setiap harinya, karena cinta Babi, ngikutin Nabi SAW. Alasan itu cukup dah buat kita nambahin sholat sunnah kalu kita belum tau fadhilah (keutamaan) dari sholat duha. 

Matahari semakin meninggi, udara dingin subuh berubah jadi agak panas dan aktivitas hari itu berjalan seperti rutinitasnya. Puasa hari itu menjadi satu amal ibadah yang cukup lama. Rata-rata berpuasa di Negara Indonesia sekitar 13 jam, mulai dari pukul 04.36 sampai dengan 17.53. Kita patut bersyukur durasi berpuasa di tempat kita relatif standar dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Di Kanada misalnya, lama waktu berpuasanya mencapai 19 jam, dan di Mekah sekitar 14-15 jam, sedangkan negara yang mengalami waktu puasa terlama adalah di Rusia bisa mencapai 21 Jam. Maasyaa Allah. (https://www.idntimes.com/travel/destination/reza-iqbal/10-negara-dengan-durasi-puasa-paling-lama-ada-yang-lebih-dari-20-jam/6)

Datangnya WAKTU DZUHUR menjadikan hari berpuasa semakin kerasa. Matahari persis di tengah ubun-ubun, membakar siapa saja yang berkeliaran di luar rumah. Kita, sebagai muslim dalam keadaan apapun tetap harus menegakkan sholat. 

Air Wudhu yang membasahi wajah menyegarkan sekali seakan-akan kita mendapatkan tambahan energi. Subhanallah. Badan yang mulai lemas seakan-akan habis minum air satu gelas (tapi jangan di minum jug air wudhunya.. batal hehehe). Sholat dzuhur ditegakkan, SHOLAT ROWATIB ditegakkan, berzikir selepas sholat, mengisi waktu istirahat dengan tadaarus al-qur'an beberapa ayat, dan KAILULLAH yakni tidur sejenak di siang hari. Nah, amalan-amalan tadi benar-benar membuat ramadhan kita berwarna, penuh corak dan pernak pernik ibadah.

Di sudut-sudut masjid, di jam-jam siang begini rata-rata orang-orang yang mempir ke masjid biasanya sekalian istirahat sejanak. Berlindung dari terik matahari yang menyengat, menguras tenaga bercucuran keringat. Kepada para pejuang rupiah, seperak dua perak rupiah yang kalian kumpulkan dengan halal akan menjadi nilai pahala yang sangat luar biasa kelak di hari kiamat sebagai wujud tanggung jawab kalian kepada Allah dalam menafkahi anak dan istri. Jangan lupa ketika duduk di masjid niatkan untuk I'TIKAF.

xxx

NGABUBURIT. satu istilah di bulan ramadhan yang sangat populer karena keni'matannya. Ya! ngabuburit itu semacam jalan-jalan sore. Berkeliling kampung atau daerah sekitar yang jaraknya tidak jauh sekedar refreshing memanjakan diri yang sedang berjuang menuntaskan puasa sambil nyari TA'JIL, makanan untuk berbuka. hmmmm... ni'matnya angin sore menyegarkan pori-pori. 

Biasanya, ngabuburit itu dilakukan setelah SHOLAT ASHAR. Empat rokaat yang ditegakkan di waktu ashar. Dalam Al-Qur'an sholat ashar ini disebut sebagai sholat pertengahan. Coba dah kita itung Subuh, dzhuhur, ashar, maghrib, dan isya. Nah, sholat ashar ada di tengah-tengah kan? Penafsiran yang sesungguhnya bisa saja bukan sekedar itu. 

   
 Foto Kegiatan BukBer di Musholla Al-Falah, Ramadhan 2022

Makan dan minuman yang menjadi primadona untuk berbuka puasa antara lain; GORENGAN, LONTONG, ES KELAPA, ES BUAH, KOLEK, KURMA. Di tempat kami, hampir di setiap acara BUKBER (Buka puasa Bersama) menu-menu itu ada bae. Tenggorokan yang kering seharian, ketika meminum es buah segernya masyaa allah. Gorengan masuk ke mulut, gigi mengunyah, lidah memutar-mutar, rasa asin khasnya nikmat beneran. Kemudian sebiji lontong yang dibungkus pake daun pisang sekali gigit mengenyangkan perut. Aihh.. jadi laper hehehe

Adzan Maghrib adalah adzan kebahagian hahahaha. dari semua adzan, hanya adzan maghrib yang membahagiakan bukan karena lafadz nya beda tapi karena waktunya istimewa. di Surau-surau, di majelis-majelis, di musholla-musholla, di masjid-masjid, biasanya ketika ngadain bukber, menjelang berbuka puasa itu diisi dengan kegiatan KULTUM (kuliah tujuh menit) sambil menunggu adzan maghrib. 

Adzan maghrib telah berkumandang dan doa berbuka telah dipanjatkan. "Allahumma laka sumtu wabika amantu wa ala rizkika aftortu dzahaba addzhomau wabtallatil uruuqu watsabatal ajru in syaa Allah". Begitu seterusnya, ganti hari, ganti waktu sampai tiba waktu lebaran Semoga amal ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT. Aammiin yaa robbal aalamiin.

Jadi, apa saja istilah-istilah yang ada di bulan Ramadhan??

Jumat, 22 April 2022

READING QUR'AN TOGETHER (RQT), Apa itu??

RQT, singkatan dari Reading = Membaca, Qur'an = yaa Qur'an, Together = Bersama. Jadi  Reading Qur'an Together artinya membaca qur'an bersama. Ya! kita duduk bareng, pegang qur'an, baca qur'an bareng-bareng di Musholla. 

Cukup siapkan waktu 1 jam saja untuk RQT, maka kita akan merasakan keni'matan yang luar biassa! in-syaa allah.. Ati teh tenaaaanggg adem kalo abis baca Qur'an.

Foto Musholla Al-Falah setelah di renovasi, 2021

for your information, Sekarang ini zamannya KOLABORASI bang, siapa yang pandai berkolaborasi, memadukan potensi satu dengan yang lainnya, maka akan terjadi ledakan prestasi. in syaa Allah.. 

Ya! Berkolaborsi, Sukses! Perhatikan saja para praktisi di lapangan, kesuksesan yang mereka raih buah dari saling berbagi dan bersinergi. Gak ada tuh yang jalan sendiri-sendiri, apalagi hanya mementingkan diri sendiri.

Foto RQT di Ramadhan 2016

Kolaborasi di sini tentu kolaborasi kebaikan. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an: "..dan saling tolong menolonglah kalian dalam hal kebaikan dan taqwa, dan jangan saling tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan" Shodaqollahul Adzhim

Nah, RQT ini salah satu contoh kolaborasi dalam kebaikan. Teknisnya sederhana : siapkan waktu 1 jam kita untuk duduk bareng di Masjid/Musholla, kemudian ngaji qur'an bareng/tadaarus. Derrr wehh

Apa benefitnya? naon kauntungan na?

  1. Meningkatkan semangat untuk membaca Al-Qur'an, 
  2. Terjadi saling memotivasi satu sama lain dari suara bacaan Al-Qur'an, 
  3. Menghapus rasa malas untuk membaca Al-Qur'an,
  4. Terjalin ikatan kekeluargaan dengan sesama jamaah, dan
  5. Menguatkan ukhuwwah islamiyyah.
  6. (silahkan tambahkan sendiri)
Setelah itu? bertawakkal lah kepada Allah, maka perhatikan apa yang akan terjadi dengan kehidupan kita! Orang-orang yang sering berinteraksi dengan Al-Qur'an akan terbangun jiwanya, kuat mentalnya, bertambah-tambah kecerdasannya, semakin sehat jasmaninya.

silahkan baca link ini https://sumbar.inews.id/berita/hasil-penelitian-membaca-alquran-dapat-menjadi-obat-termasuk-penangkal-covid

Kapan RQT dilaksanakan? setiap saat juga silahkan! Karena saat ini kita sedang berada di bulan suci ramadhan, momentumnya sangat tepat! Maka RQT ini kita laksanain 2x dalam sehari, yakni ba'da sholat tarowih 1 jam dan ba'da subuh 1 jam. 

Yuk kita sebarkan manfaat ngumpul ngaji bareng-bareng ini ke keluarga kita, saudara kita, kakak adik kita, paman bibi kita, tetangga kita, temen maen kita dan kepada kaum muslimin tentunya, in syaa allah manfaatnya akan kita raih bersama. 

== info lengkap hubungi 0897 8587 360 ===

Senin, 18 April 2022

Perjalanan Rindu (Part 11)

Rabu. 6 April 2022 / 4 Ramadhan 1443 H


Ada hikmah yang menetes di hati masing-masing

Saya dan jamaah yang lainnya terus Sa'i, sementara H. Adit terus menerus berkomunikasi dengan pak Tasir, dimana lokasinya sekarang. Nampaknya beliau bingung karena tiang di sana sama semua, bentuk ornamen nya juga sama semua. 

Singkat cerita, dari beberapa informasi bahwa setelah thowaf 7x putaran, beliau kembali ke Hotel karena tidak tahu setelahnya adalah sai. Dengan gerak cepat, Pak H. Adit meminta Pak Tasir dan ibu Entin agar kembali ke Masjidil Harom dan melanjutkan rangkaian ibadah umrohnya. Alhamdulillah dengan dibimbing Pak H. Adit keduanya melanjutkan Sai.

Sementara kami yang ditinggalkan oleh H. Adit diintruksikan agar melanjutkan sai. Alhamdulillah pada saat Pak H.Adit, Pak Tasir dan Bu Entin melakukan sai 2x putaran, kami sudah 6x putaran dan dalam perjalanan menuju marwah, yang berarti rangkaian sai akan segera selesai. 

Sahabat SANEMA, Grup yang dikomandoi oleh Rifqi dan Ust. Parson sudah lebih dulu menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah umroh pada saat grup saya melakukan tahallul dan kami alhamdulillah bisa berkumpul bersama kembali di balik belakang Masjidil Harom sambil menunggu grup pak Tasir yang masih melakukan sai. Alhamdulillah semua sudah bisa dipastikan lengkap. 

UMROH WAJIB. Inilah perjalanan ibadah umroh pertama kami dengan segala ujian dan cobaan keimanan yang menyertainya. Kami yakin setiap jamaah dapat mengambil hikmahnya masing-masing. Di Setiap langkah yang kita lalui menyimpan prestasi dan misteri. Semuanya tidak lain untuk menguji keimanan kita masing-masing, siapa diantara kita yang terbaik amal ibadahnya, yang terbaik pasrahnya.

Ada rasa bahagia, bangga, dan haru bercampur jadi satu. Sungguh tidak pernah terbayangkan kami dapat melaksanakan ibadah umroh bersama apalagi di bulan suci ramadhan yang mulia ini. 

Dulu, saat saya diberikan kesempatan untuk berumroh di tahun 2018 pernah berdoa ingin membawa istri saya ke haromain. Nampaknya doa itu terwujud. Alhamdulillah. 

Demikian halnya tahun ini, kami berdoa agar di tahun 2025 bisa umroh bareng keluarga kecil kami. Aa Zein dan Dede Aghniya bisa kita ajak untuk beribadah di tanah suci mekah dan madinah. mudah-mudahan terkabul. Aaammiiin.

Perjalanan ini sangat memberi arti bagi saya dan istri. Kami disadarkan terhadap banyak hal. Betapa pentingnya nilai sebuah keikhlasan yang membungkus niat. Ya! Saya ingat betul ketika ditelepon oleh Pak Zainal Samsudin (GM Raudhah Aqiqah) sore itu di hari rabu bahwa saya mendapatkan reward umroh akan diberangkatkan umroh tahun ini.

Saat itu saya sedang berada di Ponpes Al-Mushlih - Sukatani sedang duduk bareng bersama KH. Mahzumi (Pimpinannya). Beliau menyarankan agar saya mengajak istri. Dan sepulang dari situ saya sampaikan kabar baik tadi dan saya tawarkan istri mau ikut atau enggak. 

Subhanalllah dijawab dengan air mata kerinduan. Sejak saat itu kami berdua menata hati, meluruskan niat, mengikhlaskan segala apa yang kita miliki dan berpasrah kepada-Nya apapun yang ditaqdirkan nanti, berangkat atau tidak kami serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, dengan puncak ikhtiar kami yang sangat maksimal. 

Benar kata Ust. Usep bawah "kalimat talbiyyah adalah kalimat kepasrahan diri kepada sang maha menciptakan diri". Hati ini sesak dengan hikmah-hikmah yang begitu ni'mat terasa di dalam, mungkin juga oleh seluruh jamaah umroh yang lain. Yang jelas dalam obrolan singkat saya dengan pak Dena pas lagi di kamar ada pesan yang sangat mendalam yang terlontar dari lisan beliau yakni "berihrom itu gak cuma saat umroh saja, mun bisa mah berihrom terus dina keseharian urang" Subhanallah.

SELESAI!



Minggu, 17 April 2022

Perjalanan Rindu (Part 10)

PUNCAK IBADAH UMROH 

Seluruh jamaah sudah siap dengan segala kesiapannya. Pak Tasir sambil menunggu yang lain kumpul, sedari tadi saya perhatikan khusu' membaca lembar demi lembar buku panduan umroh. Sementara yang lainnya diam bersabar dengan lisan yang terus menerus berdzikir. Pak H. Adit nampak sekali sigap menghitung jumlah jamaah SANEMA yang akan "bertarung" mengelilingi ka'bah. Dalam keadaan pasrah langkah kaki kita berderap keluar pintu hotel royal majestic. 

Formasi sudah diatur. Ust. Parson memimpin pasukan, disusul Pak H. Tasir dan istri, Pak H. Rusli dan istri, Pak Agus dan Istri, Pak Dena dan Istri, Saya dan Istri, Bu Minarti, Bu Ina dan bu ipah, disusul Pak Tamin dan istri. Di Bagian belakang ada a Rifqi. Sementara Pak H. Adit jadi "gelandang serang". Kadieu kaditu ngecek kelengkapan jamaah. 

Setibanya di depan pintu Masjidil Harom, saya liat istri saya mukanya berubah, ngeper ngeliat lautan manusia yang begitu banyaknya. Di pintu masuk saja sudah sebanyak ini, apalagi di dalemnya. Saya genggam tangan istri saya dengan pengalang kain diantara kami sambil terus beristighfar dan berdoa. Malam itu, tekad kami bulat, langkah kami tegap, siap menikmati ibadah puncak. 

Memasuki masjid, melewati barisan manusia, menuruni eskalator, daaaan.... langkah kaki seperti slow motion, melambat, sepi, sunyi, hening, riuh rendah menghilang, nampak bangunan kotak hitam berdiri gagah persis depan mata kami : KA'BAH! KA'BAH! KA'BAH! Yaa Allah yaa robb.. berdesir hati ini tenggelam dalam emosi yang mendalam. gugup. 

Mendekati lampu hijau, kami berjalan kompak, bahu membahu, duyun menduyun membentuk formasi kokoh membelah lautan manusia. semakin dekat dengan titik start : Hajar Aswad. Tangan mengangkat bahu itba', lisan serentak sahut sahutan mengumandangkan BISMILLAH ALLAHU AKBAR. Putaran pertama dimulai. 

Berada di titik multazam, lidah kelu, masih ta'jub dengan megahnya ka'bah baitullah. langkah kaki perlahan terus bergerak, mengikuti arus natural melintasi maqom ibrohim, terus bergerak melaju seperti tertarik magnet ajaib dari titik sana, titik hajar aswad. Hijir ismail terlewati, rukun yamani turut menjadi saksi. ROBBANA ATINA FIDDUN-YA HASANAH, WAFIL AKHIROTI HASANAH, WAQINA ADZABANNAR. Doa itu terus diulang-ulang sampai titik hijau. 

Tangan diangkat mengulang bacaan yang sama "Bismillahi Allahu akbar". Putaran kedua bergerak. Hati ini semakin kecil, diri ini tak ubahnya buih kecil di tengah derasnya samudra manusia. terus menyelami dasar jiwa apa gerangan yang ingin disampaikan di rumah Allah ini. Lantas hati berbisik lirih "Yaa Allah ampuni dosa-dosa hamba". Mengalir air mata mengiba. 

Rangkaian doa-doa terus diucapkan seakan tidak ingin berhenti. "Ampuni kami", "Berikan kami ilmu yang bermanfaat" diulang ratusan kali hingga air mata mengering, "berkahi milik rezeki kami" membanjiri pipi dalam senggukan yang memilukan, "panjangkan umur kami dalam ketaatan" teringat dosa-doa masa remaja, "jangan hinakan kami dengan hutang-hutang" nampak sekali perjalanan kami menuju tempat mulia ini diwarnai hutang sana sini. tak terasa rukun yamani sudah di depan mata.

ROBBANA ATINA FIDDUN-YA HASANAH, WAFIL AKHIROTI HASANAH, WAQINA ADZABANNAR (Berkali-kali)

Memasuki putaran ke tiga. Semakin hanyut dalam doa-doa. Semakin dekat dengan jantung ka'bah. Semakin berserah diri kepada sang maha kuasa. Sesekali sambil mendengarkan intruksi dari muthowwif agar berdoa dengan sungguh-sungguh. Suasana yang sangat berkah ini mengantarkan jiwa ke puncak kepasrahan yang tinggi bahwa sejatinya kita lahir ke alam dunia ini tidak membawa apa-apa, diperintahkan untuk taat, dan kembali lagi ke pangkuan ilahi dalam keadaan membawa amal yang kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. 

Sampailah kita di putaran ke lima, jarak pasukan kita dengan hajar aswad semakin dekat, namun masih di lintasan belakang maqom ibrahim. Ust. Parson menjelaskan bahwa tugu kuning itu adalah maqom ibrohim. Pak Tasir yang berada di barisan paling depan secara mengagetkan membelah arus menuju maqom ibrohim. saya kaget pasukan terputus. terikan mengingatkan dari muthowwif mengembalikan pasukan ke formasi lengkap. fuiihhh.. 

Putaran ke tujuh. Semakin mendekati titik ka'bah. Pasukan pecah kongsi! "Kemana pak Tasir.." kita ke pecah. "Sini.. sini.." Komando Pak H. Adit. saya yang berada di barisan belakang kehilangan pandangan dengan barisan di depannya. Tangan saya dengan sigap memegang bahu H. Adit sambil menggandeng tangan istri, dibelakang saya ada Pak Dena dan Bu Omah yang mengikuti ditambah bu Minarti. Putaran ketujuh pasukan runtuh terbelah menjadi beberapa kelompok. H. Adit cemas.

Saya, Istri, pak Dena, bu Omah, bu Minarti dan pak H. Adit melipir pelan-pelan ke luar pusara thowaf. Sambil terus berdoa dan mengikuti komando H. Adit. "Kita muter sekali lagi di pinggir untuk memastikan jamaah yang lain sudah selesai atau belum" intruksi H. Adit. harusnya setelah 7x putaran kita melaksanakan sholat 2 rokaat di antara maqom ibrohim, namun karena situasi genting, akhirnya kita muter sekali lagi hanya untuk memastikan saja.

"Feeling saya mah mereka udah Sa'i pak haji" kata saya dalam perjalan. Setelah ditelusuri ga ketemu, dan kita melanjutkan perjalanan menuju sa'i. Di sana tak kalah banyak, lautan manusia seperti ombak yang menerjang batu karang. Di atas bukit safa padatnya masyaa Allah.. Saya mengusulkan untuk break minum air zamzam. Alhamdulillah kita sempat minum air zamzam. Sangat menyegarkan. Dan di safa itulah baru kita melaksanakn sholat 2 rokaat. 

SAI dimulai. Dengan sambil memastikan kemana sisa jamaah yang lainnya, Pak H. Adit terus mengomandoi sai dari safa ke marwa. Di Tangannya terus menempel Handphone berkomunikasi dengan Rifqi dan Ust. Parson. Dari pembicaraannya disimpulkan bahwa kita terpecah menjadi 3 kelompok. kelompok H. Adit, Kelompok Rifqi dan Kelompok Ust. Parson. Hanya saja dari ketiga kelompok itu tidak ada pak Tasir dan Bu Entin. Mereka hilang.

Mencari keberadaan pak Tasir..

Perjalanan Rindu (Part 9)

KAMAR 810 

Alhamdulillah seluruh jamaah umroh SANEMA TOUR AND TRAVEL sudah kebagian kamar masing-masing. Kali ini kami berada dalam satu lantai, di lantai 8. Saya kebagian kamar nomor 810, dengan personil yang sama yaitu H. Adit, Abah Tamin, Pak Dena dan saya. 

Selepas bebenah dan merapikan barang bawaan kami di kamar hotel, kami segera bergegas menuju lantai S (restoran hotel) untuk berbuka puasa. Buka puasa perdana di Mekah Al-Mukarromah. Tempat makannya terlihat lebih mewah dari tempat makan sebelumnya. Penataan tempat duduk dan parasmanan lebih rapi. Bedanya di Mekah itu setiap kali kami mau berbuka dan sahur harus menunjukkan kupon makan dulu hehehe. ribet. 

"Alllahu akbar.. Allahu akbar.."

Adzan maghrib dari sound hotel yang terhubung langsung dengan teknologi Masjidil Harom berkumandang dengan jernih. Suara adzan yang dinanti-nanti dan membahagiakan hati. Seteguk demi seteguk air mengalir dingin di tenggorokan, membasahi ruang-ruang yang kering karena seharian penuh menahan haus. DZAHABADZHOMAU WABTALLATIL URUUQU WA TSABATAL AJRU IN SYAA ALLAH. 

riuh suara sendok berdenting dari meja ujung sana sampai ke meja ujung yang lain. Kebahagiaan berbuka puasa adalah DP bagi para shoimin, sebab CASH nya nanti ketika bertemu dengan dzat yang menciptakan kita semua : Allah Jalla jalaluh. 

Maghrib itu kami berbuka di Hotel dan melaksanakan sholat maghrib di hotel, di lantai yang sama, lantai S. Di tanah harom, sholat yang kita kerjakan mendapatkan keutamaan dan keistimewaan yang luar biasa. Yang menakjubkan adalah semuanya terkoneksi dengan Masjid, satu komando, satu gerakan, satu gebrakan. Subhanallah.. makanya jangan heran ketika sholat di hotel, sholatnya tanpa imam sebab imam sesungguhnya adalah imam sholat masjidil harom. 

Belum lagi sholat yang dilaksanakan di jalan-jalan, di depan toko-toko, di koridor hotel, di sepanjang trotoar dan kanan kiri gedung-gedung hotel yang menjulang tinggi. Pemandangan seperti itu nyata sekali kita lihat di sana. Mekah adalah kota semilyar keberkahan. 

Selepas sholat maghrib, JAMAAH UMROH SANEMA bersiap-siap menuju masjidil harom seraya menunaikan rangkaian ibadah umroh wajib. THOWAF, SA'I, dan TAHALLUL adalah harokah kami. 

Thowaf dengan mengelilingi ka'bah sebanyak 7x putaran, masing-masing putaran dibalut dengan doa-doa kebaikan, harapan dan optimisme pengabulan. bertakbir setiap melintasi hajar aswad. berdoa khusu di multazam, bercucuran air mata, berbaur dengan jutaan muslimin lainnya, lantas bedoa "Robbi adkhilni.." manakala melintasi maqom ibrahim, napak tilas sejarah berdirinya kakek para nabi ketika mendirikan Baitullah. Kemudian mendirikan sholat sunnah diantara maqom ibrohim, berdoa dan meminum air zamzam yang penuh berkah. 

Sai dengan melintasi bukit safa dan marwah sebanyak 7x juga. membaca ayat "Innasshofa.." ketika mendaki bukit safa, menghadapkan wajah ke ka'bah seraya bertakbir dan berdoa penuh harap, lantas berjalan menuju safa, berlari-lari kecil di sepanjang garis hijau, berjalan lagi hingga sampai di bukit marwah, menghadap kiblat dan berdoa kembali. berjalan lagi ke safa, begitu seterusnya sampai tuntas dan berakhir di bukit Marwah. 

Tahukah kawan, jarak lintasan safa ke marwah lebih kurang 400 meter. Sehingga total keseluruhan jarak tempuh yang kita lalui sebanyak 7x bolak balik adalah 2,8 kilo meter. Subhanallah. 

Napak tilas ibunda Siti Hajar yang pada saat itu ditinggalkan oleh Nabiyallah Ibrahim AS atas perintah Allah di padang tandus bakka (menangis). ya! kata makkah itu berasal dari kata bakka yang artinya menangis. tangisan dari sosok ibu yang sangat khawatir akan keselamatan bayinya, Ismail AS ketika berlari-lari mencari sumber mata air. Atas idzin Allah SWT, Sumber mata air justru muncul di dekat kaki sang bayi. "Zimzim yaa mubarrok". 

Tahallul artinya memotong rambut. Aturannya adalah bagi laki-laki dipotong minimal 3 helai rambut, namun dianjurkan untuk Halq (botak, gundul). Hal ini sesuai dengan doa Nabi SAW. Sedangkan bagi perempuan dianjurkan memotong rambut seruas jari. Dengan bertahallul, maka selesailah rangkaian ibadah umroh dan larangan-larangan ihrom sudah tidak berlaku. Alhamdulillah. 

"Sudah siap semua?" tanya Ust. Parson


Jumat, 15 April 2022

Perjalanan Rindu (Part 8)

 


Miqot di Bir Ali
Pagi-pagi, selepas pulang sholat subuh seluruh jamaah umroh SANEMA TOUR AND TRAVEL berkumpul di Lantai M (Ruang Makan) untuk mendapatkan materi pemantapan manasik umroh. degdegan itu muncul lagi memenuhi seisi dada. gugup. nervous. 

Dengan berbakal ilmu manasik umroh lengkap dari Ust. Parson, kami bersegera bersiap-siap memakai kain ihrom (bagi laki-laki) dan pakaian tertutup aurat (bagi perempuan) dan berkumpul di Loby Hotel. Semua perlengkapan perjalanan seperti koper dan tas ransel siap diangkut ke bus. Hari itu kita check out dari Hotel Madinah Concorde. 

Perjalanan dilanjutkan! Mobil Bus Ajwa "Linnaqli Hujjaj" menyalakan mesinnya, menderum penuh semangat. Sang Muthowwif dan TL dengan sigap mengecek kelengkapan jamaah. Kemudian memberikan penjelasan beberapa kalimat tentang perjalanan menuju Masjid Dzul Hulaifah atau lebih dikenal dengan bir ali untuk mengambil miqot

Sahabat SANEMA, jarak kota Madinah ke Masjid Dzul Hulaifah atau Birali itu sekitar 16,9 KM atau kurang lebih 17 menit perjalanan. Nah, sesampainya kita di sana, kita disunnahkan melaksanakan sholat sunnah dua rokaat, setelah itu niat ihrom. LABBAIKALLAHUMMA UMROTAN. NAWAITUL UMROH WA AHROMTU BIHA LILLAHI TAALA.

Bagi ikhwah yang belum tahu, MIQOT adalah batas tempat untuk memulai ihrom haji atau umroh. Jadi, rangkaian ibadah umroh itu sangat tertib dan teratur. Semua ada aturan dan tata caranya. Hal ini sesuai dengan Sabda Nabi SAW : "خُذُوا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ" artinya ambillah dariku tata cara haji/umroh kalian (HR. Muslim). \

NIAT SUDAH DIUCAPKAN! Maka hal-hal yang membatalkan ihrom sudah diberlakukan. Banyak sekali larangan-larangan berihrom diantaranya tidak boleh memotong kuku, tidak boleh bersetubuh, bermesraan, tidak boleh menutup kepala bagi laki-laki dan lainnya. Konsekuensinya jelas! bagi yang melanggar larangan ihrom kena "dam" dan wajib membayarnya senilai 1 ekor domba. 

Yaa ikhwah, perjalanan dari miqot bir ali menuju kota suci Mekkah Al-Muakrromah lebih kurang 5-6 jam perjalanan dengan kecepatan 124 KM/jam. Tahu darimana saya kecepatannya sampe segitunya? karena saya sempat duduk di depan samping sopir busnya hehehe..

Sepanjang jalan tidak ada yang bisa kita lihat kecuali gunung batu (jabal) dan hamparan jalan lurus sejauh mata memandang. Setelah mengucapkan niat sejak itu pula lah disunnahkan membaca talbiyyah. 

LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK, LABBAIKA LAA SYARIKA LAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WANNI'MATA LAKA WALMULK LAA SYARIKALAH (Sebanyak-banyaknya sampai terlihat ka'bah).

Rindu yang sudah menggunung di dada ini seakan-akan akan meledak setiap kali kalimat itu dikumandangkan. Dulu, kami hanya bisa membacanya di kampung halaman manakala ada tetangga yang akan berangkat ke tanah suci. Kini, jarak antara kita dengan ka'bah ditentukan oleh kecepatan bus melaju. Subhanallah.. walhamdulillah Bahagia sekali hati kami. 

Suara serak tak kami hiraukan, kalimat talbiyyah itu terus saja berkumandang mengisi setiap celah ruang di Bus itu. Semangat kami tak surut walau sedang berpuasa. Tahukah kawan dulu para sahabat Nabi yang ikut bersama Nabi SAW dalam perjalanan ibadah haji itu mereka berjalan kaki dari Madinah ke Mekkah sambil meneriakkan Talbiyyah dengan suara lantang! 

Seharusnya kita-kita yang berada di dalam bus dengan AC yang sejuk lagi harum, malu! atau paling tidak tidak kurang semangatnya membacakan talbiyyah di sepanjang perjalanan sebagai bukti seriusnya kita menyambut panggilan Allah ke rumah-Nya.

TUGU AL-QUR'AN berdiri kokoh, menggambarkan kegagahan dan kesigapannya menyambut kehadiran tamu-tamu Allah. Tugu Al-Qur'an merupakan batas awal memasuki kota suci Mekah. lirih dalam hati kami berdoa : [Doa Memasuki Kota Mekah].

Moncong Zam-zam Tower terlihat masih kecil dari kejauhan. Dada ini semakin berkecamuk penuh bangga karena dapat menginjakkan kaki di tanah kelahiran Nabi SAW. Selamat Datang Kota Suci Mekah, Assalamualaikum para penduduk yang diberkahi.. salam kami untuk kalian semoga kehadiran kami dapat memberikan kebaikan untuk negri yang dicintai ini. 

Sekitar pukul 4 sore bus kami berhenti di depan HOTEL ROYAL MAJESTIC. Tampilan luar yang kurang meyakinkan dengan tanjakan curam menguras tenaga. has hes hos kami bersusah payah naik ke loby hotel, namun setibanya di dalam udara dingin memenuhi seisi ruangan. Subhanallah.. ademnyaa..

Kami beristirahat sejenak di loby hotel sambil menunggu proses pengambilan kunci kamar. Interior hotel yang didesain elegan, kursi sofa yang ditata dengan apik memanjakan siapa saja yang duduk di sana. Nampak di sana jamaah umroh dari berbagai wilayah. mungkin ada yang sudah melaksanakan ibadah umroh atau bahkan baru akan melaksanakan umroh. bersambung..

Kamis, 14 April 2022

Perjalanan Rindu (Part 7)

 Lanjutan... 

Sepulang City Tour, sebagian besar jamaah memilih untuk beristirahat, namun siang itu saya dan istri bersepakat untuk sholat dzhuhur di Masjid Nabawi. Yaallah Yaarobb.. Suhunya panas bukan main! Sekitar 38 derajat celcius kawan. 

Kami izin ke TL (Tour Leader) untuk sholat dzhuhur di Nabawi, sholat ashar di Nabawi dan berencana pulang sore, buka puasa hari ke 2 di hotel, sholat maghrib di Musholla Hotel dan lanjut sholat isya dan tarowih di Masjid Nabawi. Jadi, jeda ke hotel itu hanya untuk berbuka puasa dan ganti baju, lalu balik lagi ke Masjid. Sungguh perjuangan ibadah yang luar biasa. Mudah-mudahan bernilai pahala yang berlipat ganda. Aaammiin. 

Alhamdulillah sesuai rencana, kami buka puasa di hotel bahkan sempet jalan-jalan ke Mall dan mampir ke BEEN DAWUD, tempat yang tak asing lagi bagi jamaah umroh. Kemudian langsung siap-siap sholat isya berjamaah dan sholat tarowih. Sepulang Sholat tarowih kami menyempatkan jalan-jalan dan membeli beberapa oleh-oleh. 

Sholat Tarowih di sana gaess aslina lama banget! Pengalaman pertama merasakan sholat tarowih dengan durasi yang sangat lama. Kami yang di Indonesia biasa melaksanakan sholat tarowih sekitar 30-40 menit saja, di sana hampir 1 jam. Di setiap rokaatnya bacaan surat panjang nan merdu, membuat kelopak mata turun naik mendayu-dayu. Yaallah yaa robb, ample nundutan gusti. 

Itulah ni'matnya ibadah di tempat yang bener-bener serius menegakkan sholat. Sholat dinikmati dengan betul setiap gerakannya. Sholat menjadi sebuah istirahat yang menyenangkan. Buat kita-kita yang belum terbiasa setidaknya ambil pelajaran berharga bahwa "sholat kita bener-bener diuji kualitasnya".

Dalam perjalanan pulang ke Hotel, saya melihat KH. Salimul Apip. Masyaa Allah.. kaget bercampur seneng. Langsung saja saya nyamperin, salaman, memperkenalkan diri, menayakan kabar dan meminta berfoto bersama. 

Sajabat SANEMA, KH. Salimul Apip adalah pimpinan pondok pesantren Addahlaniyyah, Soreang, Bandung. Beliau adalah salah satu Ulama dan Muballigh tanah air yang terkenal dan digandrungi oleh kaula muda. 

Semoga keberkahan KH. Salimul Apip bisa menular ke Apip Fudoli yang kebetulan namanya sama. Alhamdulillah.. Bertemu dan bermuajjahah dengan seorang ulama lebih saya sukai dari pada tidak pernah bertemu sama sekali. Hehehe.. yailah! apalagi bertemuanya di tempat yang sangat dimuliakan lagi suci, tanah harom. Subhanallah.

Sekitar pukul 11 malam saya tiba di Hotel dan langsung rebahan. Lumayan bisa meluruskan punggung dan mengistirahatkan tulang-tulang belakang, tidak lupa mengoleskan obat pegel ke bagian kaki. ffffuuuuiiihhhhh... ni'mat bener rebahan di kasur empuk dengan suhu AC yang memanjakan ruangan. Saya lihat penduduk kamar sudah pules semua, mungkin sejak pulang tarowih sudah pada tidur.

SUBUH TERAKHIR DI NABAWI
5 April 2022 | 3 Ramadhan 1443 H 

Alhamdulillah dipertemukan lagi dengan salah seorang Muballigh dari Indonesia, yaitu KH. Muhammad Hariri Aksi Indosiar. Kami sempat mengabadikan moment langka itu dengan berfoto bersama. 

Bersyukur dapat dipertemukan dengan kyai-kyai indonesia yang sudah melanglang buana berdakwah di negri merah putih itu. Saya bedoa mudah-mudahan keberkahan dari setiap harokahnya dapat kita ambil dan kita amalkan dalam keseharian kita. Aammiin yaa robbal alaamiin. 

Subuh itu menjadi subuh yang sangat mengharukan. Kaki ini tidak ingin beranjak pulang. Apa pasalnya? karena subuh itu adalah subuh terakhir kami di Madinah. Sesuai jadwal yang diatur oleh travel, pagi hari itu sekitar pukul 10.00 waktu setempat, kita harus segera bertolak ke Mekah Al-Mukarromah untuk melaksanakan ibadah utama yang sesungguhnya, yakni UMROH AKBAR. 

Entahlah badan ini lemes dan tidak bersemangat, karena harus meninggalkan kota kecintaan Nabi SAW. Dilema. Antara masih betah dan harus umrah. Tujuan utama kita sejauh perjalan ini adalah untuk melaksanakan ibadah umroh. Sejauh 8.388 KM kami bergerak dari Tanah Air ke Tanah Harom ini untuk sebuah perjalanan menuju rumah  Allah SWT, BAITULLAH. Dan itu ada di Mekkah Al-Mukarromah. tapi rasa sesek itu ga bisa dibantah. Nyesek. 


Kebahagiaan, kedamaian dan ketentraman yang Madinah berikan kepada kami begitu melekat kuat dalam hati. Perpisahan ini hanya sementara, kami berdoa kepada Allah SWT agar kelak dapat dipertemukan kembali dengan kota Madinah. (Doa Meninggalkan Kota Madinah)


bersambung.. 

Rabu, 13 April 2022

Perjalanan Rindu (Part 6)

City Tour Madinah  |  Senin, 4 April 2022 / 2 Ramadhan 1443 H 


Subuh itu, rasanya ni'maaaaaaaaat banget. Saya menghabiskan Q-Time sendirian di Masjid. Duduk di barisan depan agak deket dengan Makam Nabi SAW (bag. belakangnya). Selepas sholat subuh sy niatkan i'tikaf sampe waktu syuruq. 

Beberapa kitab yang saya bawa saya baca satu persatu. Diantaranya kitab doa-doa. Saya baca selembar demi selembar dengan penuh khusu', ringan saja seperti menyatu dengan lisan, bertebaran makna-makna yang terkadung di dalamnya membuat hati semakin rindu dengan sosok orang yang makamnya tepat di depan sy sekarang, Rosulullah SAW.  Allahumma Sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad wasallim wabarik alaih.

Entahlah, saya tidak melihat waktu saat itu apakah sudah memasuki waktu syuruq atau belum. Saya memberanikan diri bertanya kepada Syaikh yang sedang duduk di belakang saya dan terjadilah dialog. 

"Assalamualaikum ya syaikh, kemsiah? al an yadkhulu fi waqtis-syuruq?", Syeikh itu menjawab dengan bahasa arab yang fasih dan menjelaskan bahwa waktu syuruq sudah terlewat, sambil menunjukkan jam yang ada di smartphone nya menunjukkan pukul 06.16, sementara waktu syuruq jatuh pada pukul 16.11 waktu setempat. Kemudian syeikh itu melanjutkan penjelasannya bahwa untuk waktu dhuha sudah masuk. Seseorang yang duduk disampingnya kemudian bertanya apa perbedaan mendasar antara waktu isyroq dengan dhuha. (Melanjutkan penjelasan) 

Setelah itu, saya pamit hendak melaksanakan sholat duha beberapa rokaat, namun sebelumnya saya meminta diri untuk disimak bacaan Al-Qur'an saya. Kala itu saya membacakan QS. Al-Waqiah. Alhamdulillah disimak dengan baik. Beberapa ayat ada yang dibetulkan dan ada yang diulang-ulang. Lagi dan lagi makna ayat-ayat yang terkadung di dalam surat tersebut seperti berhamburan memenuhi ruang dada dan seisi ruangan masjid. ni'maaaaaaat gusti.

Selesai membacakan QS. Al-Waqiah satu surat full di hadapan syaikh, saya pamit dan langsung melaksanakan sholat duha. Selepas berdoa, saya bergegas keluar masjid, namun ternyata syaikh belum beranjak pergi dan berulang kali mengucapkan "Masyaa allah..". Beliau duduk kembali di samping saya dan saya menawarkan berswafoto untuk kenangan. "May i take a fhoto?" beliau menjawab "La La.. La foto, video tafadhol". Dan saya merekam momen itu, alhamdulillah. 

Sahabat SANEMA, Matahari mulai menunjukkan kegagahannya di atas pelataran Masjid Nabawi. Payung-payung raksasa yang menyelimuti seluasnya pelataran masjid mulai mengepakkan kemewahannya. Gerakan slow motion payung besar itu menambah keindahan tersendiri, sungguh menakjubkan. Asbahna wa asbahal mulku lillah walhamdulillah laailaha illah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu, wahuwa ala kulli sayin qodiir.. Allahumma as'alukal khoiro fi hadzal yaumi wa khoiro ma ba'dahu waaudzubika min syarri hadzal yaumi wa syarri ma ba'dahu. Allahumma inni audzubika min adzabin finnari wa adzabin filqobri

Saya keluar masjid melalui pintu 4. Pintu itu dekat sekali dengan lorong menuju Raudhah dan makam Rosulullah SAW. Namun karena pembatasan di area itu diberlakukan, jadinya akses masuk dijaga ketat oleh askar. Yaa ikhwah... berjalan-jalan di pelataran masjid nabawi di pagi hari itu sangat menyenangkan hati. Udara pagi yang masih segar dan suasana bahagia nampak sekali di sana. 

Seluruh jamaah dari berbagai belahan dunia sudah menghabiskan waktu subuhnya dengan beribadah, i'tikaf, membaca al-qur'an, berdoa sampai terisak-isak. Kini saatnya menikmati pagi hari dengan penuh rasa syukur. Mengabadikan moment-moment mengesankan disana. Tidak ketinggalan saya pun melakukannya, mengambil beberapa foto dengan background Kubah Hijau khas Masjid Nabawi.

Perlu diketahui, diujung jalan sana, terdapat pemakaman Baqy. Apa itu pemakaman Baqy? Area pemakaman yang menyimpan jasad-jasad para sahabat Nabi Muhammad SAW. Terletak di bagian timur Masjid Nabawi dengan luas areal mencapai 174.962 meter persegi. Subhanallah.. 

Makam Baqi biasanya dikunjungi oleh jamaah selepas sholat subuh. Untuk jamaah ikhwan boleh masuk ke dalam, sedangkan untuk jamaah akhwat cukup di depan gerbang saja. Sebelum masuk ke lokasi pemakaman, terdapat plang yang berisi larangan berbuat syirik, menginjak dan duduk di atas kuburan. Jadi, tata cara berziarah ke makam baqy ini cukup simpel, yaitu membaca salam dan mendoakan mereka. Setelah itu napak tilas mengingat perjuangan para sahabat dalam membela agama islam bersama Rsoulullah SAW. 

Nah, Sahabat SANEMA karena matahari sudah mulai panas, saya memutuskan untuk kembali ke hotel, tidak jadi melanjutkan ke Baqy. pertama, karena berhusnudzhon di city tour nanti akan diadakan kunjungan ke sana, yang kedua karena khawatir dicariin oleh H. Adit karena sebelumnya saya tidak bilang dulu mau pulang siang. Jadi, saya langsung saja pulang ke Hotel. 

 [Dokumentasi Umroh Tahun 2018]

Pas nyampe hotel, saya baru ingat kalo pagi ini adalah jadwal jamaah akhwat/ibu-ibu berkunjung ke Raudhah dan dijadwalkan sepulang jamaah ibu-ibu dari Raudhah kita akan melaksanakan City Tour Madinah dengan Bus dan tidak mengunjungi Baqy. Waddidaaaawww... tau gitu mah tadi saya lanjutin aja jalan ke makam Baqy. Dasar nyesel mah belakangan bae, kalo di awal? ya Pendaftaran 😁

In Syaa Allah City Tour Madinah kali ini naik bus. Lah emang kenapa? sebab City tour sore kemaren mah kita jalan kaki muter-muter sekitaran Masjid Nabawi ampe pegel-pegel, manan lagi puasa, haus kering kerontang. lebay. Lokasi yang akan dikunjungi yaitu Masjid Quba dan Kebon Korma. 


MASJID QUBA, Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. di Quba, Rosulullah SAW tinggal selama 4 hari dan disambut meriah oleh penduduk setempat. 

Menurut sejarah, Masjid Quba di bangun pada 8 Robiul awwal/23 Sept 622 M. Masjid ini berdiri di atas kebun kurma seluas 1.200 meter persegi. Kemudian Masjid direnovasi hingga luasnya sekarang mencapai 5.860 meter persegi dan dapat menampung jamaah 20.000 orang. Subhanallah.. 

Masjid Quba bukan hanya memiliki nilai sejarah saja, akan tetapi ada keistimewaan dan keutamaannya. Salah satunya adalah Hadits Nabi SAW: "Barang siapa yang bersuci di rumah lalu pergi ke Masjid Quba, kemudian dia mendirikan sholat di sana, maka dia mendapatkan pahala umroh". pahala umroh sebelum mengerjakan umroh sungguhan. Allahu Akabr!!

Setelah dari Masjid Quba, kita bertolak ke Kebun Kurma yang tidak jauh dari lokasi masjid. Alhamdulillah City Tour hari itu selesai dan kita kembali lagi ke Hotel untuk bersiap-siap melaksanakan Sholat Dzhuhur di Masjid Nabawi. Bersambung..

Perjalanan Rindu (Part 5)

 Senin, 4 April 2022 / 2 Ramadhan 1443 H 

 
Setelah mendarat malam hari di Tanah Harom Madinah Al-Munawwaroh, sahur perdana, puasa perdana, sholat subuh berjamaah perdana, i'tikaf di Nabawi perdana, kemudian dilanjutkan dengan City Tour pedana, dan berbuka puasa bersama juga perdana, juga sholat tarowih perdana. 

Maka, di hari ke-2 di Madinah ini kami lebih banyak menghabiskan waktu i'tikaf di Masjid Nabawi. Sepulang sholat subuh berjamaah, kami menyempatkan berfoto bersama untuk kenangan-kenangan dan torehan cerita untuk anak dan cucu kami kelak bahwa ayah dan ibunya pernah menginjakkan kaki di tanah harom, tanah yang diberkahi. Semoga menggugah meraka untuk bergerak dan berikhtiar agar sampai ke sana. in syaa Allah.

Sahabat SANEMA, perlu diketahui Masjid Nabawi saat pertama kali dibangun oleh Rosulullah SAW berukuran sekitar 50 x 50 meter. Seiring berjalannya waktu, serta semakin banyaknya jamaah yang datang, masjid terus diperluas. Kini luasnya mencapai lebih dari 100 ribu meter persegi. Subhanallah.

Tempat sholat jamaah ibu-ibu disediakan terpisah dengan jamaah laki-laki. Biasanya ada tanda khusus di sebelah kiri dari pintu masuk (gate). Nah, rombongan jamaah Sanema Tour masuk melalui gate 333 dan pintu masjid no 21. Kami selalu menjadikan nomor gate sebagai tempat berkumpul (Assembly Point). setiap kali sebelum dan sesudah masuk masjid. Hal ini tentu dimaksudkan agar memudahkan mengumpulkan personil. 

Hari ke-2 ini saya dan istri bersepakat untuk buka puasa bersama di Hotel. Karena beberapa alasan diantaranya kami sudah menghabiskan waktu seharian penuh di Masjid Nabawi, tenaga terkuras hebat, kaki bener-bener terasa pegel dan butuh istirahat. 

Menurut hemat kami, jika mengambil opsi berbuka di Masjid, maka kita bisa sholat maghrib berjamaah namun untuk makan di hotel butuh waktu tempuh yang cukup jauh. Apalagi harus balik lagi ke Masjid untuk melaksanakan sholat isya dan tarowih. Pasti sangat melelahkan bolak balik. 

Demikian halnya ketika kita mengambil opsi berbuka di hotel, maka akan ketinggalan sholat maghrib berjamaah karena selepas berbuka puasa ala kadarnya beberapa saat kemudian langsung iqomat dan sholat maghrib. Itu Konsekuensi. Kami memilih berbuka puasa di hotel, maka sholat maghrib di hotel, kemudian langsung ke lantai M untuk makan nasi dan lauk pauk. 

Sayang seribu sayang, malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih. Saya sakit. Maka setelah meminum obat, saya tertidur pulas dalam keadaan belum melaksanakan sholat isya dan Tarowih. 

Saya bangun sekitar pukul 11 malam, alhamdulillah kondisi fisik lebih baik lah. Malam itu jadwalnya kita berkunjung ke Raudhah. Satu tempat yang sangat mustajab di atara tempat-tempat lain di Masjid Nabawi. 

RAUDHAH adalah tempat yang sangat mulia, dimana dahulu merupakan tempat Rosulullah SAW membacakan wahyu dan mengajarkan islam. Mengingat besarnya makna tempat tersebut, Rosulullah SAW bersabda ; "Tempat yang diantara rumahku dan mimbarku adalah Raudhah (taman) diantara taman-taman surga". 

Badan saya masih menggigil kedinginan, namun keinginan kuat untuk bisa sholat dan berdoa di sana melupakan segalanya. Kami rombongan laki-laki berbaris rapi mengikuti arahan askar yang mengatur satu persatu jamaah yang hendak masuk raudhah. Pada saat itu, untuk masuk ke Raudhah harus memiliki izin tasreh terlebih dahulu. 

Disela-sela mengantri di tempat menunggu yang disediakan di luar, saya menyempatkan diri melaksanakan sholat isya. Alhamdulillah selesai sholat isya, rombongan kami diarahkan untuk masuk ke raudhah. Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzhim

"............................................................................................................................................." Speechless

Sepulang dari Raudhah kami kembali ke Hotel dan melaksanakan sahur untuk berpuasa di hari ketiga. Melanjutkan aktivitas ibadah di Masjid Nabawi seperti ; Sholat Subuh berjamaah, i'tikaf sampe waktu syuruq, sholat isyroq, dan sholat duha. Adapun jadwal rombongan ibu-ibu besok paginya. Mereka juga ikut mengantri untuk bisa masuk ke raudhah dengan dipandu oleh Muthowwifah. 

 

Selasa, 5 April 2022 / 3 Ramadhan 1443  (Bersambung ... City Tour Madinah)

Perjalanan Rindu (Part 4)

Diantara doa yang kami panjatkan adalah memohon kepada Allah SWT agar senantiasa memberkahi perjuangan dakwah kami melalui Ma'had Dirosah Al-Qur'an DAARUT TAJWEEED. 

Ya! saya dan segenap dewan asatidz sedang berikhtiar membangun sarana belajar, membangun pondok pesantren di kampung halaman di Kp. Elo Rt.003/04 Ds. Sukamanah Kec. Sukatani Kab. Bekasi. 

Di atas tanah berukuran 30 meter itu perjuangan kami dimulai hingga memperluas dan pembebasan lahan tanah seluas 225 meter yang saat ini berdiri bangunan asrama dan aula pesantren. terlalu panjang jika kami tuliskan di sini. In-syaa Allah dilain kesempatan kami buatkan tulisan khusus perjalanan Pesantren Daarut Tajweed. 

Apa hajatnya? in-syaa Allah bulan Syawal ini kami akan melanjutkan pembangunan lantai 2 untuk kebutuhan ruang belajar mengaji bagi santri-santri. Hal ini karena desakan jumlah santri yang terus bertambah. Sehingga membutuhkan ruang belajar yang lebih privasi guna kenyamanan proses pembelajaran. Mohon doanya.

Selepas istirahat di hotel, kami kembali bergeliat dan bersegera menunaikan ibadah sholat dzuhur. Ga ada perbedaan gaessss! di Seluruh waktu sholat, masjid nabawi selalu padat. Padahal siang hari di sana suhunya bisa mencapai 38-39 derajat. 

Perlu diketahui, suhu udara di sana terbilang panas, kecepatan angin yang kencang dengan udara gurun yang berhembus menusuk pori-pori dan kelembaban udara yang relatif kering sehingga banyak jamaah indonesia yang bibirnya pecah-pecah, dehidrasi dan kepala pusing. Ini bagian dari ujian beribadah di sana. 

Waktu belum beradaptasi, saya hanya sedikit sekali minum air mineral. Sehingga membuat badan kewalahan menyerap sisa-sisa ion tubuh yang ada di dalamnya. Badan lemes, kepala pusing, bibir kering, tak ketinggalan kaki pegel-pegel dan punggung bagian bawah seperti panas terbakar. Saya mengalami dehidrasi. Warna air kenc*** pun keruh keemasan dan volumenya sangat sedikit. 

Namun demikian, berada di dalam Masjid Nabawi sangat menyejukkan. tau noh AC-nya berapa PK mah hehehe.. betah ge pokonya mah!


Di sela-sela i'tikaf dan berdzikir kami menyempatkan berbincang-bincang dengan saudara muslimin dari berbagai penjuru dunia, salah satunya dari Pakistan. Yang menarik adalah pertanyaan seputar "Mengapa orang-orang indonesia yang umroh umurnya tua-tua, padahal ibadah umroh adalah ibadah fisik, jarang sekali saya melihat anak muda indonesia?" kurang lebih seperti itu. Dengan cepat Ust. Parson menjawab "Fuluss..." 😅

Alhamdulillah ala kulli haal. Sore hari selepas sholat ashar kami diajak city tour oleh muthowwif ke beberapa tempat di sekitar Masjid Nabawi seperti Tsaqifah bani Saidah, Masjid Ghomamah, Masjid Abu Bakar, dan Masjid Ali. 

Ust. Parson memulai dengan memperkenalkan lokasi City Tour Tsaqifah bani saidah. 

".....Ketika mendengar kabar bahwa Rosulullah SAW wafat, Sahabat Umar bin Khattab masih tetap tidak percaya, beliau berpikir bahwa rosulullah hanya pergi sebentar seperti Nabi Musa AS meninggalkan kaum bani israil untuk sementara waktu dan akan kembali lagi" 

"Siapa yang mengatakan Muhammad mati, akan saya tebas lehernya!" lanjutnya lagi geram. Hal tersebut menandakan saking cintanya Umar kepada Nabi SAW. 

Namun ketika Sahabat Abu Bakar Assidiq datang ke rumah Aisyah RA dan melihat langsung ke dalam., beliau menyingkapkan kain penutup wajah Nabi SAW dan mencium keningnya lantas berkata "Ayah dan ibuku sebagai sandera, kamu adalah orang yang suci baik saat hidup maupun setelah mati". Abu Bakar melakukannya untuk memastikan dan meyakinkan ummat muslim yang pada saat itu masih tidak menerima kenyataan yang sedang terjadi. Lantas Abu Bakar pergi ke atas mimbar dan berkhutbah;

"Barang siapa yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah bawah Muhammad telah meninggal, dan barang siapa yang menyembah Tuhan Muhammad (Allah), maka ketahuilah bahwa Allah maha kuasa dan tidak akan mati"

Kemudian Abu Bakar membacakan QS. Ali Imran 144 :
"Dan Muhammad hanyalah seorang Rosul, sebelum itu beberapa rosul telah meninggal. Bagaimana jika dia mati atau terbunuh? kamu kembali (Murtad)? Siapa pun yang kembali, maka ia tidak akan menyakiti Allah sedikit pun. Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur

Maka Para sahabat termasuk Umar bin Khattab mulai terisak dan pergi ke jalan-jalan mengulang ayat itu seakan-akan baru pertama kali mendengar ayat itu padahal ayat tersebut berulang-ulang, sering dibaca dan didengarnya. Hal itu karena betapa kehilangannya para sahabat dengan sosok panutan. 

Nah, Jamaah SANEMA.. para sahabat anshor berinisiatif berkumpul di Tsaqifah bani Saidah membicarakan siapa yang berhak memimpin ummat setelah Rosulullah SAW wafat, meraka mengkleim kaum anshor yang paling pantas karena telah menolong kaum muhajirin. Diusulkanlah Sahabat SAAD BIN UBADAH sebagai kandidat khalifah. Namun demikian Sahabat Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah ibni Jarrah mendatangi meraka. Singkatnya Sahabat Abu Bakar lah yang dibaiat menjadi khalifah pertama menggantikan Rosulullah SAW. (lengkapnya mungkin bisa dibaca di https://www.republika.co.id/berita/qaie8a366/kisah-penunjukan-abu-bakar-sebagai-khalifah). City Tour dilanjutkan ke tempat lain sampai waktu menjelang berbuka puasa. 

Sahabat SANEMA, berbuka puasa di Madinah punya khas dan keunikan tersendiri. (Break dulu ya)


Berebut Jamaah berbuka. Kalimat itu cukup mewakili keadaan di sana. Anjuran Nabi untuk bersedekah kepada orang-orang yang sedang berpuasa pahalanya sangat besar dan diamalkan dengan sangat baik di sana. Ditambah dengan aplikasi ayat "... berlomba-lomba dalam kebaikan" lengkap sudah pesta bersedekah di sana. Mulai dari dalam masjid meluber ke seluasnya pelataran masjid nabawi dipenuhi oleh jamaah yang akan berbuka puasa. Sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan. 

Rombongan kami bergegas mencari tempat duduk di pelataran. Tempat ikhwan dan akhwat terpisah jauh. Di atas sajadah hijau digelar pelastik putih bening panjang-panjang, kemudian di isi ta'jil untuk berbuka puasa. 
Setiap "pemilik kavling sedekah" itu memanggil dan mengundang siapa saja agar masuk dan duduk di tempat yang mereka sediakan untuk dijamu dan diberikan pelayanan berbuka puasa. Subhanallah.

Hati ini tidak hentinya-hentinya ta'jub dan bersyukur kepada Allah diberikan kesempatan merasakan kebaikan hati orang-orang Madina, duduk berdampingan, berbuka puasa bersama dengan seluruh muslimin dari berbagai penjuru dunia. Keberkahan diatas keberkahan. Saya menyebutnya Bukber Internasional hehehe.. 

(Adzan Maghrib berkumandang, Doa Berbuka Puasa)



Selasa, 12 April 2022

Perjalanan Rindu (Part 3)

Ahad, 03 April 2022 / 1 Ramadhan 1443 H

MADINAH AL-MUNAWWAROH, Kota yang sangat dicintai Rosulullah SAW. Kota yang penuh dengan kedamaian hati, ketenangan bathin dan ketentraman jiwa. Di sana banyak bersemanyam makam para syuhada dan para sahabat-sahabat utama. 

Alhamdulillah rombongan kami mendarat dengan baik di Bandara Internasional Prince Mohammad Bin Abdul Aziz, Madinah sekitar pukul 21.00 Waktu setempat. Kami langsung disambut oleh Muthowwif Syaikh Ust. Parson dan diarahkan menuju Bus. Kemudian satu persatu jamaah dibagikan hidangan makanan kotak AL-BAIK 😄 you know lah. Sahur Perdana kami di Madinah, sahur sebelum sahur hehehe. ya! karena makan sahur sesungguhnya sudah disediakan di Hotel tempat kami menginap selama tinggal di Madinah, Hotel Madinah Concorde


Setelah proses pengecekan oleh Muassasah (Organisasi Pemadu Jamaah di Arab Saudi) selesai  baru kami bisa jalan menuju hotel. Perlu diketahui, hal-hal yang diperiksa oleh Muassasah diantaranya pengecekan paspor dan visa jamaah satu persatu. Selain proses pengecekan tersebut,  proses handling koper dari bagasi pesawat ke bagasi bus juga memakan waktu cukup lama. Bagi kami menunggu di Bandara Madinah tetap lebih baik dari pada tidak pernah menunggu hehehe. 

Bus dengan tulisan Ajwa "Linnaqlil Hujjaj" melesat ke Hotel. Seluruh rombongan jamaah umroh Sanema masuk ke kamarnya masing-masing dan rarapih. Saya kebagian di Kamar 411 dan satu kamar dengan H. Adit, Pak Dena dan Pak Tamin. Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk saling mengenal satu sama lain dan memahami karakter masing-masing. Memahami karakter satu kamar merupakan hal penting demi kelancaran komunikasi dan saling mendukung. 

Malam pertama di kota Madinah membuat saya tidak bisa tidur. Hati udah kepengen banget ke Masjid Nabawi, tapi apalah daya kami belum diperkenalkan jalan menuju masjid sehingga harus bersabar sampai waktu subuh tiba. Sekitar pukul 03. 25 kami makan sahur di Hotel lantai M. 

Alhamdulillah makanan yang disediakan adalah makanan khas indonesia. Cocok di lidah. Menu masakan yang bervariasi dan memanjakan lidah jamaah. Di Madinah tidak ada pembatasan porsi makan, sehingga seluruh jamaah semua kebagian sesuai porsinya masing-masing. 

Sahur perdana di Madinah memberikan kesan yang sangat mendalam di hati kami. Bukan hanya kebutuhan pangan yang tercukupi, akan tetapi suasana damai dengan udara sejuk turut mengubah suasana hati semakin bersyukur. Ya! Kota Madinah benar-benar telah membius kami dalam kecintaan yang amat sangat, kecintaan yang dimanipestasikan dalam kalimat sholawat berkali-kali. Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ali sayyidina muhammad

Sahabat SANEMA, berpuasa di Negeri orang rasanya laen dah. Secara alami fisik kita harus beradaptasi terlebih dahulu dengan waktu setempat. Secara khan selisih waktu Indonesia dengan Saudi Arabia sekitar 4 jam. Kalo di Madinah pukul 3 dini hari berarti di Indonesia sudah pukul 7 pagi. Hal tersebut yang membuat jam biologis kita harus beradaptasi dengan cepat. 

Waktu subuh hampir tiba, sekonyong-konyong ribuan jamaah keluar dari hotelnya masing-masing bagaikan pasukan lebah yang akan menyerang musuhnya, mereka berjalan bagaikan berlari, tubuhnya ringan, kakinya cepat-cepat melangkah seperti ada magnet besar yang menarik ke sana, bergerak serentak menuju satu titik, Masjid Nabawi. 

sumber : https://otomotif.antaranews.com/foto/88568/masjid-nabawi-madinah

Tak kuasa air mata ini meleleh, menangis sejadi-jadinya, menumpahkan rasa bahagia yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Subhanallah.. seneng banget bisa ngeliat masjid nabawi langsung dan bisa melaksanakan sholat di sana. Teringat keutamaannya sabda Nabi SAW "Satu sholat di masjidku lebih baik dari 1000 sholat di tempat lain kecuali di masjid al-harom" (HR. Bukhori No.1190 Muslim No. 1394). 

Sholat subuh sarat nasehat! berada di tengah-tengah ribuan jamaah benar-benar membuat degup jantung saya berdetak lebih kencang, membuncahkan rasa bahagia tak terkira. Dalam suasana hati yang sangat siap mengikuti sholat subuh berjamaah, takbir yang terangkat menyatu padu dengan megahnya interior masjid nabawi. 

Sang imam membawakan QS. Azzumar. Diantara ayat yang membekas di hati adalah ayat 18, yang artinya "(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantarnya, Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat". Kemudian diujung ayat 20 sang imam menekankan ayatnya dengan nada yang sahdu nan kuat ".... (itulah) janji Allah. Allah tidak akan mengingkari janji (-Nya)"

Semakin meleleh air mata ini, seperti sebuah pesan tersirat yang dialamatkan kepada saya. Saya yang kesehariannya banyak ngomong seakan-akan diingatkan agar sepulang dari kota suci harus lebih banyak mendengarkan dan menyimak dari orang-orang di sekitar agar aspirasi dan keluhan dari kanan kiri dapat diserap dengan baik. Entahlah itu saja rasa yang saya rasakan saat mendengarkan ayat-ayat tersebut. Wallahu a'lam. 

Dengan hati yang masih "terkoneksi", selepas sholat tidak saya sia-siakan untuk mengadu, mengiba dan berdoa sebanyak-banyaknya. Dimulai dari memohon ampunan atas dosa-dosa yang selama ini saya lakukan, besar-kecil, sengaja-tak sengaja. Satu demi satu episode kemaksiatan bagaikan dipertontonkan di pelupuk mata. Deras air mata ini mengalir tak terbendung. Kemudian bergeser mendoakan istri, anak-anak, kedua orang tua, kedua mertua, saudara, sanak famili, kerabat dan tetangga kanan kiri. 

Lantas kami berdoa agar diberikan umur yang panjang dan badan yang sehat, ilmu yang bermanfaat, milik rezeki yang banyak tur berkat, dan banyak hal tentang dunia dan akhirat. 

Waktu syuruq sebentar lagi tiba, saya diingatkan oleh H. Adit agar melaksanakan sholat isyroq 2 rokaat. Keutamaan sholat isyroq sebagaimana sabda Nabi SAW:

"Siapa saja yang subuh secara berjamaah, kemudian duduk dan berdzikir kepada Allah sampai terbit matahari, kemudian sholat dua rakaat maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana haji dan umroh sempurna sempurna sempurna" (HR. At-Tirmidzi, Hadits Hasan)

setelah sholat isyroq kami melaksanakan sholat duha beberapa rokaat kemudian kembali ke hotel untuk istirahat sejenak. Ya! jadwal hari itu adalah istirahat untuk memulihkan fisik setelah perjalanan pesawat yang cukup melelahkan. Seluruh jamaah umroh SANEMA dihimbau untuk beristirahat di kamarnya masing-masing hingga menjelang waktu dzhuhur. 

Menurut saya, ide untuk beristirahat adalah ide yang sangat bagus. Memaksakan melaksanakan city tour sesuai jadwal yang tertera justru malah melemahkan fisik dan semangat. Sebab, aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan di Madinah sangat membutuhkan kesehatan dan kebugaran fisik. Salah-salah mengatur energi dan badan ini, bisa-bisa ambruk dan sakit. Naudzubillahi min dzalik

Bersambung..