Sekretariat : Kp. Elo Rt.03/04 Ds. Sukamanah Kec. Sukatani Kab. Bekasi 17630 | No. Kontak 0897 8587 360
Rabu, 28 Desember 2022
SERUNYA IKUT PESANTREN HOLIDAY DI DAARUT TAJWEED!!
Kamis, 22 Desember 2022
PENTINGNYA MEMAHAMI NIAT DALAM WUDHU, MANDI BESAR DAN TAYAMMUM
In-syaa allah semua pembaca sering mendengarkan bahasan dan kajian tentang niat dalam beribadah seperti niat ketika hendak berwudhu, niat hendak melaksanakan mandi besar, dan niat bertayammum.
Namun demikian tidak ada salahnya jika penulis mengkaji kembali materi tentang niat tersebut berdasarkan sudut pandang lain yang mungkin belum terangkat.
Jadi begini, satu waktu saya dan beberapa rekan ustadz sedang ngumpul, duduk bareng dan diskusi ringan tentang materi-materi yang sering dibawakan dalam khutbah, dalam pengajian-pengajian umum. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah ketika ada ustadz yang membuka persoalan :
"masih banyak diantara ibu-ibu yang tidak hapal niat mandi junub. Nah lho! padahal kan niat mandi junub itu penting karena "kebutuhan seksualitas" antara pasangan suami istri tentu dikerjakan dalam intensitas tertentu. Nah, gimana jadinya kalau kebutuhan tersebut menjadi salah satu yang utama dalam pasangan suami istri, tapi cara menghilangkan hukum hadas besarnya, cara mandi besarnya malah tidak tahu? niatnya ge ga hapal".
Begitu kira-kira salah satu pembahasan menarik yang menurut saya tidak boleh dipandang sepele. Sebab sah atau tidaknya amalan dalam suatu amal ibadah bergantung kepada niat pelaksananya. Jika niatnya benar sesuai dengan tuntunan dalam islam, maka amal tersebut in syaa allah mendatangkan pahala. Namun sebaliknya, jika niatnya salah, boleh jadi tidak sah bahkan mendatangkan dosa. naudzubillahi min dzalik. Oleh karena itu bagian niat ini sangat penting kita pahami, kapan dan dimana niat tersebut dibaca dan ditempatkan.
Sebagai contoh, si fulan hendak melaksanakan mandi besar, akan tetapi niat yang dibaca adalah niat berwudhu. wadduh! jaka sembung ya.. boro-boro mau dapet pahala itu mandi besarnya, sah aja belum tentu. Jadi, saya kira setiap muslimin wajib memahami untuk dirinya sendiri dan memahamkan untuk orang-orang terdekatnya, misalnya jika kita seorang suami hendaknya mengajarkan istri dan anak-anak kita, dan seterusnya.
Bagaimana lafal niat wudhu? niat mandi besar bagi laki-laki atau perempuan? bagaimana niat tayammum? jawabannya sementara waktu bisa dilihat dari gambar yang menyertai tulisan ini. Di dalam gambar tersebut saya susun urutan niat mulai dari niat berwudhu, niat mandi besar (bagi laki-laki), niat mandi besar (bagi perempuan) dan niat tayammum. Silahkan dihapalkan! dan dipraktekkan sesuai penempatannya.
Terakhir, mengenai redaksi niat tentu ada sebagian yang tidak sama dan berbeda-beda. Ada yang melafalkan dengan lafadz niat seperti di gambar tersebut, ada juga dengan redaksi niat yang lain. Pada prinsipnya niat itu terletak di dalam hati, dan mengucapkannya dihukumi sunnah. Nah menghapalkan lafadz niat-niat tersebut menjadi salah satu cara agar membantu memantapkan niat yang ada di dalam hati. Semoga bermanfaat.
= Apip Fudoli S.F =
Senin, 28 November 2022
Sudah siapkah kita mempertanggung jawabkan amal kita di Hadapan Allah SWT?
Coba diingat-ingat lagi tahun berapa kita mulai bekerja dan mendapatkan gaji pertama? tahun berapa kita menikah dan dikasi karunia anak? Perhatikan baik-baik perubahan perekonomian dan rumah tangga kita! Pekerjaan kita yang dulu dengan yang sekarang bedanya apa? Gaji kita yang tadinya kecil, sekarang berapa? Rumah tangga kita yang tadinya cuma berdua tinggal di kontrakan (misalnya), sekarang personil yang di rumah udah ada berapa? rumah kita udah segede apa?
Tentang usia kita yang terus bertambah, fisik yang terus menua, ilmu dan pengalaman yang terus berkembang, anggota keluarga yang menjadi tanggung-an, rumah dan kendaraan yang menjadi hiasan, uang yang kita dapatkan dan kita gunakan, waktu dan kesempatan yang kita miliki, semuanya pada akhirnya akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT! Simak hadits Nabi SAW berikut ini :
Empat hal tersebut, yakni UMUR, ILMU, HARTA, dan TUBUH hendaknya menjadi barometer pencapaian kesuksesan kita di dunia ini.
Jadikan umur kita sebagai umur yang bermanfaat. Caranya dengan terus beramal sholeh, mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, semaksimal mungkin jadikan diri kita bermanfaat untuk orang-orang yang berada di sekitar kita, menyelamatkan keluarga dari mushibah dunia dan akhirat, membantu tetangga, menolong sesama,
Jadikan ilmu yang kita miliki menjadi ilmu yang bermanfaat. Caranya dengan mengajarkan ilmu tersebut kepada orang-orang yang membutuhkannya, mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk belajar mengenal Allah SWT, menumbuhkan kecintaannya kepada Rosulullah SAW, memahami hakikat hidup di alam dunia ini. Dengan begitu mudah-mudahan menjadi washilah kebaikan yang berlipat ganda.
Jadikan harta yang kita dapatkan secara halal harus bisa bermanfaat untuk keluarga kita, keluarga terdekat kita, fakir miskin yang membutuhkan uluran tangan kita, anak-anak yatim - dhuafa, juga bisa membantu orang-orang yang sedang berjuang berda'wah seperti pembangunan masjid, pondok pesantren dan sekolah-sekolah islam.
Harta terbesar yang Allah titipkan kepada kita adalah anak-anak dan istri kita. Bimbing mereka menjadi orang yang sholeh dan sholehah! Ajarkan nilai-nilai islam kepada mereka! Agar mereka mengenal Allah dan Rosul-Nya! Mudah-mudahan rezeki harta yang kita miliki tidak hanya kuantitasnya yang banyak, akan tetapi kualitasnya, nilai keberkahannya juga melimpah ruah.
Jadikan tubuh kita sebagai alat dan sarana untuk memaksimalkan ketiga potensi di atas! jaga tubuh kita agar tetap sehat dan bugar dengan cara rutin berolah raga, berdzikir untuk menangkan hati dan pikiran. Mudah-mudahan kesehatan dan kebahagiaan senantiasa menyertai kita. Dengan tubuh yang sehat dan Hati yang bahagia, in-syaa allah kita bisa memaksimalkan umur kita, ilmu kita dan harta kita. Aammiin yaa robbal 'aalammiin.
-Apip Fudoli
Minggu, 27 November 2022
Sisa air minum kemasan, jangan langsung di buang!
yang menjadi perhatian saya adalah ketika air dalam kemasan cup atau botol itu tidak habis diminum. Kebanyakan langsung dibuang ke tempat sampah. Menurut saya itu mubadzir! Kebayang ga jika ada 50 orang yang minumannya tidak habis, berarti ada sekian mili liter air yang terbuang. Kalo dikumpulkan kan jadi banyak tuh.
Air kemasan itu dapet beli kan? kalo pun dapet dikasih, yang ngasih juga boleh beli kan? Jadi menurut saya, air itu masih bisa dimanfaatkan, jangan langsung di buang. Air bekas itu masih bisa dimanfaatkan misalnya dikumpulkan dalam satu ember, atau di galon kosong. Nah setelah terkumpul mah bisa kita pake buat nyiram tanaman, ngelap motor, nyuci piring kotor, ngepel, atau bisa juga dimasak lagi buat bikin kopi (saya kira ga jorok, dari pada dijadiin asbak rokok).
Selain itu, kemasan cup dan botolnya juga bisa dimanfaatkan baik dijual kembali ke tukang rongsokan atau dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan (hand made) seperti pot bunga, tempat pensil, kipas angin maenan, dan berbagai kreasi seni lainnya. Inspirasinya bisa dilihat di Pinterest, ketik aja di google "pinterest".
Nah, para pembaca sekalian.. bukan kah kita sangat hapal dengan ayat "innal mubadzzirina kanu ikhwanas-Syayathin", jangan sampai kegiatan-kegiatan yang sudah disusun sedemikian bagusnya menyisakan satu kesan yang kurang baik, tanpa kita sadari menjadi ajang praktek mubadzir. Sebisa mungkin kita maksimalkan acara tersebut dengan memperhatikan hal-hal sederhana seperti tidak membuang sisa air minum kemasan, mengelola sampah plastiknya, dan membuang sampah bekas kegiatan tersebut dengan tertib ke tempat sampah yang sudah disepakati warga sekitar.
Kedepannya mungkin, dengan pengelolaan sampah plastik yang baik dan benar bisa saja lembaga da'wah dan pendidikan seperti masjid, mushola, pesantren dan sekolah bisa mempunyai BANK SAMPAH PLASTIK yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Lumayan kan ada pemasukan dari hasil pengelolaan tersebut. Adapun yang mau serius mempelajarinya bisa baca di link berikut https://munasya.com/membuat-bank-sampah/
Demikian tulisan singkat ini saya angkat sebagai wujud keprihatian dan kepedulian saya terhadap sisa air kemasan yang sering dibuang cuma-cuma, mubadzir banget kalo sampai kebiasaan ini dilakukan terus-terusan. Semoga tulisan ini bermanfaat, dan mampu menggerakkan setiap pembaca untuk mengambil bagian, minimal penulis dan pembaca ga begitu. Aammiin
-Apip Fudoli
Sabtu, 26 November 2022
Hari Guru Nasional, momentum memperkuat nilai-nilai adab murid terhadap guru
25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Sejauh perjalanan saya menjadi guru, saya belum pernah dengan serius menelisik hari bersejarah itu. Dengan maraknya ucapan hari guru di medsos, dilengkapi dengan foto-foto dan video kebersamaan guru dengan murid-muridnya, saya jadi tertarik ingin menelusuri informasi lebih mendalam tentang apa dan bagaimana hari guru itu bermula.
Bagaimana sih sejarahnya sampai-sampai tanggal 25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional? Yuk kita literasi!
Pengertian Adab – Adab memiliki sebuah arti kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti. Adab erat kaitannya dengan akhlak atau perilaku terpuji. Ahli bahasa juga kebanyakan menyebutkan bahwa adab merupakan kepandaian dan ketepatan dalam mengurus segala sesuatu. Begitupun sebagian ulama lainnya juga turut berpendapat bahwa adab merupakan suatu kata atau ucapan yang mengumpulkan segala perkara kebaikan di dalamnya.
Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun berdasarkan aturan agama. Norma tentang adab seringkali digunakan dalam pergaulan yang terjadi antar manusia, antar tetangga, dan antar kaum.
Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama Islam. Tetapi seiring berkembangnya waktu, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan dengan segi kesopanan secara umum dan tidak khusus digabungkan dalam agama Islam.
Adab sangat penting dalam kehidupan manusia. Bagi orang-orang yang memiliki adab biasanya akan terjaga dari perbuatan tercela. Maka tidak heran jika adab sangat penting. Adab tentu perlu diajarkan sedari kecil. Anak-anak yang sudah diberi bekal pelajaran mengenai adab akan tumbuh menjadi pribadi lebih baik dari teman-teman sebayanya.
(Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/adab/ )
Nah, mari kita cocokkan dengan fenomena maraknya foto-foto dan video ucapan selamat hari guru yang bertebaran di media sosial. Sebagai guru tentu saya juga merasa senang dan bahagia apabila murid-murid saya mengucapkan "selamat hari guru, pak", kemudian diberi hadiah di hari guru tersebut seperti kue tar, kado, buket dan yang sejenisnya. Saya termasuk guru yang juga sering menerima hal-hal tersebut di atas. Dan kebetulan tahun ini saya juga menerimanya. (Jadi, mohon maaf saya menulis tulisan ini bukan karena saya ga dapet hadiah)
Namun, yang terbesit dalam hati saya adalah "apa iya harus seperti ini merayakan hari guru?", "gimana tadinya kok ngasi kue, kado, buket jadi trend?", "gimana dengan guru yang ga dapet? yang oleh murid-muridnya malah ga dikasi?", "apa ga berefek tuh terhadap diri guru tersebut?", "landasannya apa guru yang ini dikasi, guru yang onoh ga di kasih?", "apakah ini yang dimaksud dari murid punya adab ke guru?", "apakah perayaan hari guru hanya dinikmati oleh sebagian guru yang dapet suprise aja?", "apakah tidak mendatangkan doa yang macem-macem dari guru yang ga dispesialkan oleh murid-muridnya?" dan serentetan pertanyaan lainnya yang tiba-tiba muncul dan bikin gemes. Belum lagi pertanyaan "Apa mesti gitu guru di Frank dulu baru dikasi hadiah atas alasan seru-seruan?", "Pantes ga sih guru-guru bernyanyi, berdendang, berjoget-joget, direkam, di posting di medsos atas dasar hari guru ini?", "berakhlak ga sih yang begitu?"
Saudara pembaca boleh setuju atau tidak dengan apa yang menjadi keresahan saya. Setuju silahkan, ga setuju juga silahkan, netral juga silahkan. Saya hanya ingin mengemukakan bagian-bagian tertentu yang mungkin tidak dilihat oleh sebagian orang. Menurut hemat saya, trend seperti ini tidak baik dilanjutkan apalagi dibudayakan! masih banyak cara-cara lain yang bisa dijadikan alternatif dalam merayakan hari guru nasional seperti .... (bagian ini akan saya bahas di paragraf terakhir, in syaa allah)
Jadi bagaimana adab seorang murid kepada guru-gurunya? Menurut Imam Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali, ada 10 adab seorang murid terhadap guru.
Artinya: “Adab murid terhadap guru, yakni: mendahului beruluk salam, tidak banyak berbicara di depan guru, berdiri ketika guru berdiri, tidak mengatakan kepada guru, “Pendapat fulan berbeda dengan pendapat Anda”, tidak bertanya-tanya kepada teman duduknya ketika guru di dalam majelis, tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru. Tidak menunjukkan secara terang-terangan karena perbedaan pendapat dengan guru, tidak menarik pakaian guru ketika berdiri, tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan hingga guru sampai di rumah, tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah.” (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 431, dikutip dari NU Online)
(Sumber:https://m.liputan6.com/islami/read/5134976/hari-guru-nasional-2022-ini-10-adab-murid-terhadap-guru-menurut-imam-al-ghazali)
Dalam literatur yang lain, adab seorang murid terhadap gurunya antara lain : Mendoakan kebaikan untuk guru, Tidak menggaduh di hadapan guru, Menghormati hak guru, Merendahkan diri di hadapan guru, Duduk, bertanya, dan mendengarkan dengan baik, dan Bersabar terhadap kesalahan guru. Penjelasan lengkapnya silahkan baca di https://ppmal-kautsarmuhammadiyah.ponpes.id/read/10/adab-terhadap-guru
Hal yang paling penting menurut hemat saya adalah bersikap tawaddhu (rendah hati) terhadap guru. Karena tawaddhu-lah pintu adab-adab yang lain akan muncul dari diri seorang murid. Diriwayatkan oleh Al–Imam Baihaqi, Umar bin Khattab mengatakan,
تواضعوا لمن تعلمون منه
“ Tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian”.
Jadi, dari sekian banyak adab-adaban murid terhadap guru yang tidak kita hapal, maka minimal ingatlah satu kata ini : TAWADDHU. Mudah-mudahan dari satu sifat baik itu, kita bisa mengembangkan adab kita terhadap guru-guru kita.
Memperingati hari guru nasional itu dengan mengingat jasa guru-guru yang telah mengajarkan kita pengetahuan dari kita tidak tahu menjadi tahu, dari kita belum faham menjadi faham, dari kita bodoh jadi pinter, dari kita ga tahu sopan santun jadi tahu sopan santun, dari kita jelek bahasa jadi bagus bahasa. Artinya bukan cuma satu guru saja yang kita apresiasi di hari guru tersebut, bukan cuma guru yang kebetulan di tahun itu mengajar kita, bukan cuma wali kelas doang yang kita kasi hadiah dan bla bla bla-nya! Tapi semua guru yang telah mengajarkan kita! se-mua gu-ru!
Maka dari itu, kita sebagai murid tidak boleh diskriminatif memberi hadiah hanya ke segelitir guru saja! emang bisa satu guru menjadikan kita hebat seperti sekarang ini? emang hanya satu guru yang menjadikan kita jadi orang ngerti seperti sekarang ini? Kalau lah sekarang kalian kelas 5 SD misalnya, emang bisa sampe ke kelas 5 SD tanpa bimbingan guru kelas 1, guru kelas 2, guru kelas 3, guru kelas 4, guru olah raga, guru bahasa sunda, guru agama??? Coba resapi sekali lagi pertanyaan saya.
Saudara pembaca yang baik hatinya, coba pikir-pikir lagi jika mau berkirim hadiah ke guru-guru kalian. Jangan sampe ada guru yang juga berjasa dalam hidup kita, tidak kita apresiasi jasanya. Bisa-bisa ilmu dari guru yang kita perlakukan seperti itu tidak berkah. Naudzubillahi min dzalik.
Lantas mesti gimana? Saya tidak melarang saudara memberikan hadiah ke guru-guru saudara. Silahkan! itu bagus, sangat bagus! Saya hanya ingin mengingatkan bahwa trend di atas itu mungkin akan menyakitkan bagi sebagian guru yang tidak mendapatkan apresiasi dari murid-muridnya terlepas dia mau diberi atau menolak diberi. Kalau pun ingin memberikan hadiah kepada mereka, berikanlah dengan niat yang tulus tanpa ada unsur ingin lebih keren dari siswa lain di kelas yang berbeda.
So.. Hadiah terbaik menurut saya adalah doakan mereka! doakan seluruh guru-guru yang berjasa dalam hidup kalian. Sebut namanya satu persatu dalam doa kalian.
Kirimkan mereka ucapan-ucapan doa yang tulus lewat secarik kertas atau via handphone, walaupun murah namun jika disampaikan dengan penuh adab yang baik, in syaa allah akan berbekas di hati mereka. Bagi seorang guru, diingat kebaikannya oleh muridnya adalah suatu prestasi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. ini bukan lebay tapi fakta.
Muliakan guru-guru kita, tanpa merendahkan guru-guru lain yang mungkin tidak mengajar kita! Semua guru-guru dalam satu lembaga pendidikan, baik yang mengajar kita atau pun yang tidak mengajar kita adalah GURU KITA. itulah mindset yang benar! in syaa allah.. tentu, muliakanlah guru-guru yang mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Terakhir, bagaimana adab guru terhadap murid-muridnya? Bapak-ibu guru yang kami hormati dan mudah-mudahan dimuliakan oleh Allah SWT izinkan saya menasehati diri saya sebagai guru dan teman-teman guru sekalian "Yuk jadikan diri kita sebagai uswatun hasanah! Teladan yang baik bagi murid-murid kita, doakan anak-anak murid kita menjadi orang-orang yang sholeh dan sholehah yang kelak dapat memberikan perubahan hebat di tanah air ini. Aammiin yaa robbal 'aalamiin.".
Terima Kasih
Salam Perubahan - Apip Fudoli S.F
===
Selamat Hari Guru Nasional untuk guru-guru hebat yang telah mendidik dan membimbing saya : Umi & Appa, orang pertama yang mengajarkan banyak hal di rumah terutama akhlak dan keteladanan. Bapak dan Almh. Umi Ojah, Bunda, juga Istriku Guru SMAN 2 Sukatani. Guru-guru Madrasah Diniyah Al-Baqiyatussholihat, Guru-guru SDN Sindangmulya 01 tahun 1996-2002, Guru Ponpes Al-Mushhafiyyah, Guru-guru SMPN 1 Cibarusah tahun 2003-2005, Guru-guru Ponpes Al-Baqiyatussholihat, Guru-guru SMAN 1 Cikarang Utara tahun 2005-2008, Guru-guru Ponpes At-Taqwa Cikarang, Guru-guru Ponpes Al-Wardayani Sukabumi, Dosen-dosen STKIP Kusuma Negara Jakarta, Guru-guru Ponpes Sirojul Huda Sukaresmi, Guru Ponpes Al-Maghfiroh Cibarusah, Guru-guru Ponpes Al-Um Pagentongan Bogor, Guru Ponpes Al-Mushlih, Guru-guru di SMPIT Al-manar, SMK H.S Agung, Yayasan Darul Huffadz, Dosen-dosen UPB Bekasi, dan guru-guru kehidupan yang jumlahnya tidak terhitung. Alfatihah
Minggu, 20 November 2022
PERAYAAN MEMPERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD S.A.W BENTUK KECINTAAN UMMATNYA KEPADA BELIAU
Perayaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan suatu momentum yang selalu disambut meriah oleh seluruh muslimin di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia. Setiap tempat yang merayakan peringatan tersebut baik di masjid-masjid, musholla-musholla, pondok pesantren, majelis ta'lim, perusahaan-perusahaan maupun di kalangan pemerintahan pasti meriah dan penuh dukungan. Dukungan itu datang dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak muda, orang tua, bapak-bapak, lebih-lebih ibu-ibu majelis ta'lim, juga lintas profesi. Ini merupakan suatu aset besar bagi sebuah negara dimana kaum muslimin berkumpul dan bersholawat dengan penuh riang gembira, menguatkan ikatan ukhuwwah islamiyyah (persaudaraan sesama islam) dengan saling mengucapkan salam, ukhuwwah wathoniyyah (persaudaraan sesama bangsa) dengan saling merangkul muslimin sekalipun berbeda suku, juga ukhuwwah basyariyyah (persaudaraan sesama manusia) dengan saling menghormati dan menghargai tanpa memandang status sosial.
Sosok Nabi Muhammad SAW benar-benar telah menyatukan kaum muslimin tidak hanya pada saat beliau hidup, akan tetapi setelah wafat pun jejak ajarannya sangat melekat di hati ummat manusia. Subhanallah. sebagaimana Allah SWT nyatakan dalam Al-Qur'an : Wa maa arsalnaaka illa rohmatan lil 'alamiin artinya "tidaklah Aku mengutus engkau (Muhammad) kecuali untuk rahmat bagi alam semesta".
Maka momentum perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut perlu dikedepankan hal-hal positif yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, nilai-nilai ajaran mulia dari Rosulullah SAW bagi umat-umatnya, yakni para hadirin yang hadir menghadiri perayaan tersebut. Oleh karena itu saya tertarik ingin menuangkan pemikiran dan ide-ide yang membangun dalam sebuah tulisan ini, agar kiranya kekayaan intelektual hasil dari tafakkur dan riset literatur ini dapat memberikan sumbangsih dalam mengembangkan aset berharga tersebut, yakni perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. in syaa allah.
Pertama, DEFINISI, kata Maulid secara bahasa artinya waktu dan tempat dilahirkan, sedangkan kata Mauluud artinya orang yang dilahirkan. Maka kalimah "Maulid Nabi" dapat diartikan waktu kelahiran seorang nabi. Dengan demikian kalimah "Maulid Nabi Muhammad SAW" berarti waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Maka pertanyaan yang mengiringinya adalah kapan beliau dilahirkan? jawabannya pada HARI SENIN. dasarnya adalah dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab,
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
“Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162) Sumber: https://muslim.or.id/19559-kapan-tanggal-lahir-nabi-muhammad.html
Tanggalnya? Menurut Jumhur ulama, Beliau dilahirkan pada 12 Robiul Awwal tahun gajah atau bertepatan dengan Senin, 22 April 571 Masehi. Terlepas dari perbedaan pendapat terhadap hari, tanggal, bulan dan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, kaum muslimin bahkan seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini tentu sangat berbahagia, bergembira, bersuka cita dengan kelahiran Rosulullah SAW. tidak diragukan lagi akan hal itu!
Kecintaan itu diwariskan dari sejak beliau lahir sampai saat ini, bahkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW telah banyak melahirkan ulama-ulama yang mumpuni di bidang syair dan sastra seperti pengarang kitab Burdah (Imam Bushiri), kitab Barzanji (Syaikh Abdul Karim Al-Barzanji), Kitab Maulid Diba' (Imam Abdur Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Diba`i), Kitab Syaroful Anam (Hj. Mursyidah Abdullah bin Nuh), Maulid Adiyaullami; (Habib Umar bin Hafidz hadhromaut), dan yang lainnya yang penulis belum tahu. Sosok Rosulullah SAW benar-benar mengilhami dan menginspirasi orang-orang hebat setelahnya. Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wala alih wa shohbih.
Kedua, SEJARAH, bagaimana sejarahnya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini diperingati? Peringatan Maulid Nabi diadakan pertama kali oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi atau Muhammad Al Fatih dengan tujuan untuk meningkatkan semangat jihad kaum Muslimin, dalam rangka menghadapi Perang salib melawan kaum Salibis dari Eropa dan merebut Yarusalem. Sementara itu, sejarah peringatan Maulid Nabi di Indonesia sendiri mulai berkembang di masa Wali Songo atau sekitar tahun 1404 masehi. Peringatan Maulid Nabi dilakukan demi menarik hati masyarakat memeluk agama Islam. (Sumber:https://news.detik.com/berita/d-6332896/sejarah-maulid-nabi-muhammad-saw-tradisi-dan-maknanya).
Sejarah mencatatkan bagaimana sikap paman nabi Abu Lahab ketika hamba sahayanya Tsuwaibah memberikan kabar gembira tentang kelahiran Muhammad SAW. Abu Lahab menyambutnya dengan penuh gembira dan suka cita atas kelahiran beliau bahkan memerdekakan Tsuwaibah. Subhanallah! maka atas dasar tersebut, Abu Lahab setiap hari senin siksaannya dikurangi lantaran bergembiranya pada saat Nabi SAW lahir. Bagaimana dengan kita yang jelas-jelas muslim dan terus menerus mencintai Nabi SAW dan mengagungkan beliau dengan bersholawat. Shollu Alannabiy!
Cara hidup Rosulullah SAW selalu menjadi suri teladan bagi ummatnya. Beliau mencontohkan banyak hal baik kepada ummatnya, mulai dari hal yang besar seperti menyusun startegi perang sampai kepada hal-hal yang kecil seperti berdoa ketika akan masuk kamar mandi. Tidurnya Nabi penuh dengan nilai-nilai ibadah, makannya Nabi penuh dengan nilai-nilai ibadah, bertutur kata dengan lemah lembut dan tegas pada tempatnya, penuh nilai-nilai nasehat. Tentu tidak akan cukup lembaran demi lembaran untuk menuliskan akhlak Nabi SAW bahkan jika seluruh lautan dijadikan tintanya dan seluruh pohon di hutan dijadikan sebagai penanya, tetap tidak sanggup menuliskan kemuliaan Rosulullah SAW, bahkan sampai alam semesta ini hancur dan dikembalikan lagi, tetap tidak akan selesai menuliskan kemuliaannya. Subhanallah saking mulianya beliau, Nabi yang diciptakan pertama kali dan diutus terakhir kali Muhammad SAW.
Wallahu a'lam bisshowab. - Apip Fudoli S.F
Senin, 14 November 2022
Jumat, 19 Agustus 2022
BERSYUKUR ATAS KENI’MATAN KEMERDEKAAN RI KE-77
BERSYUKUR ATAS KENI’MATAN KEMERDEKAAN RI KE-77
Oleh : Apip Fudoli S.F
Alhamdulillah segala puji milik Allah SWT. Keni’matan yang Allah SWT berikan kepada kita sangatlah banyak.
ü Keni’matan bangun tidur dalam keadaan sehat, mata terbuka lisan berdoa; “alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihinnusyur”,
ü ni’mat bisa bangun tidur sebelum adzan subuh berkumandang,
ü ni’mat diberikan keni’matan bisa melaksanakan sholat subuh berjama’ah,
ü ni’mat bisa melaksanakan sholat jum’at dan beribadah di dalamnya,
ü ni’mat diberikan keinginan membaca surah alkahfi,
ü ni’mat diberikan kesenangan memperbanyak sholawat kepada sayyiduna muhammad SAW,
ü ni’mat diberikan kesempatan untuk terus berbuat baik, baik untuk diri sendiri, untuk anak istri, untuk keluarga atau pun untuk masyarakat.
Sehingga bisa disimpulkan keni’matan jasadiyyah itu melekat pada keni’matan ruhaniyyah tatkala mampu beramal sholeh, beribadah kepada Allah SWT. Alhamdulillah..
Jadi, hadirin.. ni’mat sehat wal afiyyat ini dapat kita rasakan dengan maksimal manakala disandingkan dengan ni’mat iman wal islam.
ü Sehat - Sholat. Cakep! Sehat - gak sholat. Gak Cakep!
ü Olah raga - olah rasa (mengatur dan mengendalikan emosi/sabaran), cakep! Olah raga saja tapi emosian, ga cakep!
Nah, makanya Olah raga, olah rasa, olah jiwa harus seimbang dan sejalan. Apa itu Olah jiwa? Mengelola bathin kita agar tetap tenang dalam situasi apapun. Bagaimana caranya? Dzikrullah! Berdzikir kepada Allah SWT. QS. 13 (Adz-Dzariyat) Ayat 28
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوب
Artinya: "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
Dengan dzikir kepada Allah hati tenang, tentram, damai, maka segala persoalan hidup dapat dihadapi dengan kepala dingin, pikiran tenang
hati adem, keputusan yang dilakukan penuh dengan solusi terbaik. Nah, dengan begitu seseorang akan terdorong untuk berbuat baik / beramal sholeh dan merasa bahagia melaksanakannya.
Bagaimana caranya supaya keni’matan dan kebahagiaan itu mulazamah (terus menerus) dapat kita rasakan? Q.S 14 (Ibrahim) ayat 7
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Mensyukuri kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77 bisa dengan berbagai macem cara, pilihlah cara yang tidak melanggar syariat Allah dan cara yang mendatangkan keberkahan bagi Negeri ini. Salah satunya dengan mendoakan para pahlawan yang telah gugur di medan perang memperjuangankan kemerdekaan ini!
Banyak sekali pahlawan-pahlawan bangsa yang yang berjuang mati-matian agar terwujud cita-cita kemerdekaan dari berbagai macam kalangan. Salah satunya adalah para ulama. Kita lanjutkan semangat perjuangan mereka! Paling tidak dengan mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif.
Usman Manor, S.Hum, M.M (Analis Sumber Sejarah Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) )
“Target dan tujuan dalam mengisi kemerdekaan tersebut memiliki kriteria jika hendak mencapainya, yaitu mematuhi perintah Tuhan Yang Maha Esa, memanusiakan manusia dengan menjunjung tinggi adab, melakukan kerja sama dan bersatu dalam menjalani kehidupan, menyandarkan segala tindakan pada khidmat kebijaksanaan, serta mengupayakan keadilan.” (sumber :