Perayaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan suatu momentum yang selalu disambut meriah oleh seluruh muslimin di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia. Setiap tempat yang merayakan peringatan tersebut baik di masjid-masjid, musholla-musholla, pondok pesantren, majelis ta'lim, perusahaan-perusahaan maupun di kalangan pemerintahan pasti meriah dan penuh dukungan. Dukungan itu datang dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak muda, orang tua, bapak-bapak, lebih-lebih ibu-ibu majelis ta'lim, juga lintas profesi. Ini merupakan suatu aset besar bagi sebuah negara dimana kaum muslimin berkumpul dan bersholawat dengan penuh riang gembira, menguatkan ikatan ukhuwwah islamiyyah (persaudaraan sesama islam) dengan saling mengucapkan salam, ukhuwwah wathoniyyah (persaudaraan sesama bangsa) dengan saling merangkul muslimin sekalipun berbeda suku, juga ukhuwwah basyariyyah (persaudaraan sesama manusia) dengan saling menghormati dan menghargai tanpa memandang status sosial.
Sosok Nabi Muhammad SAW benar-benar telah menyatukan kaum muslimin tidak hanya pada saat beliau hidup, akan tetapi setelah wafat pun jejak ajarannya sangat melekat di hati ummat manusia. Subhanallah. sebagaimana Allah SWT nyatakan dalam Al-Qur'an : Wa maa arsalnaaka illa rohmatan lil 'alamiin artinya "tidaklah Aku mengutus engkau (Muhammad) kecuali untuk rahmat bagi alam semesta".
Maka momentum perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut perlu dikedepankan hal-hal positif yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, nilai-nilai ajaran mulia dari Rosulullah SAW bagi umat-umatnya, yakni para hadirin yang hadir menghadiri perayaan tersebut. Oleh karena itu saya tertarik ingin menuangkan pemikiran dan ide-ide yang membangun dalam sebuah tulisan ini, agar kiranya kekayaan intelektual hasil dari tafakkur dan riset literatur ini dapat memberikan sumbangsih dalam mengembangkan aset berharga tersebut, yakni perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. in syaa allah.
Pertama, DEFINISI, kata Maulid secara bahasa artinya waktu dan tempat dilahirkan, sedangkan kata Mauluud artinya orang yang dilahirkan. Maka kalimah "Maulid Nabi" dapat diartikan waktu kelahiran seorang nabi. Dengan demikian kalimah "Maulid Nabi Muhammad SAW" berarti waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Maka pertanyaan yang mengiringinya adalah kapan beliau dilahirkan? jawabannya pada HARI SENIN. dasarnya adalah dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab,
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
“Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162) Sumber: https://muslim.or.id/19559-kapan-tanggal-lahir-nabi-muhammad.html
Tanggalnya? Menurut Jumhur ulama, Beliau dilahirkan pada 12 Robiul Awwal tahun gajah atau bertepatan dengan Senin, 22 April 571 Masehi. Terlepas dari perbedaan pendapat terhadap hari, tanggal, bulan dan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, kaum muslimin bahkan seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini tentu sangat berbahagia, bergembira, bersuka cita dengan kelahiran Rosulullah SAW. tidak diragukan lagi akan hal itu!
Kecintaan itu diwariskan dari sejak beliau lahir sampai saat ini, bahkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW telah banyak melahirkan ulama-ulama yang mumpuni di bidang syair dan sastra seperti pengarang kitab Burdah (Imam Bushiri), kitab Barzanji (Syaikh Abdul Karim Al-Barzanji), Kitab Maulid Diba' (Imam Abdur Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Diba`i), Kitab Syaroful Anam (Hj. Mursyidah Abdullah bin Nuh), Maulid Adiyaullami; (Habib Umar bin Hafidz hadhromaut), dan yang lainnya yang penulis belum tahu. Sosok Rosulullah SAW benar-benar mengilhami dan menginspirasi orang-orang hebat setelahnya. Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wala alih wa shohbih.
Kedua, SEJARAH, bagaimana sejarahnya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini diperingati? Peringatan Maulid Nabi diadakan pertama kali oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi atau Muhammad Al Fatih dengan tujuan untuk meningkatkan semangat jihad kaum Muslimin, dalam rangka menghadapi Perang salib melawan kaum Salibis dari Eropa dan merebut Yarusalem. Sementara itu, sejarah peringatan Maulid Nabi di Indonesia sendiri mulai berkembang di masa Wali Songo atau sekitar tahun 1404 masehi. Peringatan Maulid Nabi dilakukan demi menarik hati masyarakat memeluk agama Islam. (Sumber:https://news.detik.com/berita/d-6332896/sejarah-maulid-nabi-muhammad-saw-tradisi-dan-maknanya).
Sejarah mencatatkan bagaimana sikap paman nabi Abu Lahab ketika hamba sahayanya Tsuwaibah memberikan kabar gembira tentang kelahiran Muhammad SAW. Abu Lahab menyambutnya dengan penuh gembira dan suka cita atas kelahiran beliau bahkan memerdekakan Tsuwaibah. Subhanallah! maka atas dasar tersebut, Abu Lahab setiap hari senin siksaannya dikurangi lantaran bergembiranya pada saat Nabi SAW lahir. Bagaimana dengan kita yang jelas-jelas muslim dan terus menerus mencintai Nabi SAW dan mengagungkan beliau dengan bersholawat. Shollu Alannabiy!
Cara hidup Rosulullah SAW selalu menjadi suri teladan bagi ummatnya. Beliau mencontohkan banyak hal baik kepada ummatnya, mulai dari hal yang besar seperti menyusun startegi perang sampai kepada hal-hal yang kecil seperti berdoa ketika akan masuk kamar mandi. Tidurnya Nabi penuh dengan nilai-nilai ibadah, makannya Nabi penuh dengan nilai-nilai ibadah, bertutur kata dengan lemah lembut dan tegas pada tempatnya, penuh nilai-nilai nasehat. Tentu tidak akan cukup lembaran demi lembaran untuk menuliskan akhlak Nabi SAW bahkan jika seluruh lautan dijadikan tintanya dan seluruh pohon di hutan dijadikan sebagai penanya, tetap tidak sanggup menuliskan kemuliaan Rosulullah SAW, bahkan sampai alam semesta ini hancur dan dikembalikan lagi, tetap tidak akan selesai menuliskan kemuliaannya. Subhanallah saking mulianya beliau, Nabi yang diciptakan pertama kali dan diutus terakhir kali Muhammad SAW.
Wallahu a'lam bisshowab. - Apip Fudoli S.F
Tidak ada komentar:
Posting Komentar