Sabtu, 26 November 2022

Hari Guru Nasional, momentum memperkuat nilai-nilai adab murid terhadap guru

25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Sejauh perjalanan saya menjadi guru, saya belum pernah dengan serius menelisik hari bersejarah itu. Dengan maraknya ucapan hari guru di medsos, dilengkapi dengan foto-foto dan video kebersamaan guru dengan murid-muridnya, saya jadi tertarik ingin menelusuri informasi lebih mendalam tentang apa dan bagaimana hari guru itu bermula. 

Bagaimana sih sejarahnya sampai-sampai tanggal 25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional? Yuk kita literasi! 

Sejarah Hari Guru Nasional 25 November berawal dari penghormatan pemerintah di era Presiden ke-2 Indonesia Soeharto kepada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Penghormatan ini tertuang di Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional. Aturan itu ditetapkan sejak 24 November 1994. 

Menurut Keppres 78/1994, guru memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Begitu pula dengan PGRI yang merupakan organisasi bagi para guru di Tanah Air. Maka dari itu, pemerintah menetapkan 25 November sebagai Hari Ulang Tahun PGRI sekaligus Hari Guru Nasional.


Ohh.. jadi penetapan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional itu memiliki dasar hukum yang sangat luar biasa. Apresiasi setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden Indonesia yang ke-2! Alhamdulillah Terima kasih Pak, berkat bapak, PGRI memiliki martabat yang tinggi. Sebagai guru saya turut bangga bisa menjadi bagian dari pembangunan pendidikan indonesia. 

Selanjutnya, izinkan saya dalam kesempatan ini menuliskan hal-hal baik yang ingin saya sampaikan pada Hari Guru Nasional ini. Saya beri judul tulisan ini "Hari Guru Nasional, momentum memperkuat nilai-nilai adab murid terhadap guru". 

Ya! Saya ingin konsen menyoroti nilai-nilai adab seorang murid terhadap guru-gurunya. Hal ini yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius, agar lulusan-lulusan lembaga pendidikan formal maupun non formal benar-benar melahirkan generasi yang memiliki adab yang luhur sebagai mana jati diri bangsa kita, yang dikenal sebagai bangsa yang ramah di mata dunia. 

Berbicara tentang guru dan murid tidak lepas dari ikatan yang terjalin diantara keduanya dengan perantara lembaga pendidikan seperti sekolah, pesantren dan yang sejenisnya. Guru mengajarkan pelajaran kepada murid, murid menerima pelajaran dari guru. Dalam proses transfer pengetahuan itu terjalin hubungan sosial yang terus berkembang. 

Adab salah satunya! Bagaimana adab seorang murid terhadap guru-gurunya, dan bagaimana adab guru terhadap murid-muridnya? untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut mari kita mulai dengan memahami pengertian adab itu sendiri. 

Pengertian Adab – Adab memiliki sebuah arti kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti. Adab erat kaitannya dengan akhlak atau perilaku terpuji. Ahli bahasa juga kebanyakan menyebutkan bahwa adab merupakan kepandaian dan ketepatan dalam mengurus segala sesuatu. Begitupun sebagian ulama lainnya juga turut berpendapat bahwa adab merupakan suatu kata atau ucapan yang mengumpulkan segala perkara kebaikan di dalamnya.

Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun berdasarkan aturan agama. Norma tentang adab seringkali digunakan dalam pergaulan yang terjadi antar manusia, antar tetangga, dan antar kaum.

Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama Islam. Tetapi seiring berkembangnya waktu, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan dengan segi kesopanan secara umum dan tidak khusus digabungkan dalam agama Islam.

Adab sangat penting dalam kehidupan manusia. Bagi orang-orang yang memiliki adab biasanya akan terjaga dari perbuatan tercela. Maka tidak heran jika adab sangat penting. Adab tentu perlu diajarkan sedari kecil. Anak-anak yang sudah diberi bekal pelajaran mengenai adab akan tumbuh menjadi pribadi lebih baik dari teman-teman sebayanya.

(Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/adab/ )

Nah, mari kita cocokkan dengan fenomena maraknya foto-foto dan video ucapan selamat hari guru yang bertebaran di media sosial. Sebagai guru tentu saya juga merasa senang dan bahagia apabila murid-murid saya mengucapkan "selamat hari guru, pak", kemudian diberi hadiah di hari guru tersebut seperti kue tar, kado, buket dan yang sejenisnya. Saya termasuk guru yang juga sering menerima hal-hal tersebut di atas. Dan kebetulan tahun ini saya juga menerimanya. (Jadi, mohon maaf saya menulis tulisan ini bukan karena saya ga dapet hadiah)

Namun, yang terbesit dalam hati saya adalah "apa iya harus seperti ini merayakan hari guru?", "gimana tadinya kok ngasi kue, kado, buket jadi trend?", "gimana dengan guru yang ga dapet? yang oleh murid-muridnya malah ga dikasi?", "apa ga berefek tuh terhadap diri guru tersebut?", "landasannya apa guru yang ini dikasi, guru yang onoh ga di kasih?", "apakah ini yang dimaksud dari murid punya adab ke guru?", "apakah perayaan hari guru hanya dinikmati oleh sebagian guru yang dapet suprise aja?", "apakah tidak mendatangkan doa yang macem-macem dari guru yang ga dispesialkan oleh murid-muridnya?" dan serentetan pertanyaan lainnya yang tiba-tiba muncul dan bikin gemes. Belum lagi pertanyaan "Apa mesti gitu guru di Frank dulu baru dikasi hadiah atas alasan seru-seruan?", "Pantes ga sih guru-guru bernyanyi, berdendang, berjoget-joget, direkam, di posting di medsos atas dasar hari guru ini?", "berakhlak ga sih yang begitu?"

Saudara pembaca boleh setuju atau tidak dengan apa yang menjadi keresahan saya. Setuju silahkan, ga setuju juga silahkan, netral juga silahkan. Saya hanya ingin mengemukakan bagian-bagian tertentu yang mungkin tidak dilihat oleh sebagian orang. Menurut hemat saya, trend seperti ini tidak baik dilanjutkan apalagi dibudayakan! masih banyak cara-cara lain yang bisa dijadikan alternatif dalam merayakan hari guru nasional seperti .... (bagian ini akan saya bahas di paragraf terakhir, in syaa allah

Jadi bagaimana adab seorang murid kepada guru-gurunya? Menurut Imam Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali, ada 10 adab seorang murid terhadap guru.

Artinya: “Adab murid terhadap guru, yakni: mendahului beruluk salam, tidak banyak berbicara di depan guru, berdiri ketika guru berdiri, tidak mengatakan kepada guru, “Pendapat fulan berbeda dengan pendapat Anda”, tidak bertanya-tanya kepada teman duduknya ketika guru di dalam majelis, tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru. Tidak menunjukkan secara terang-terangan karena perbedaan pendapat dengan guru, tidak menarik pakaian guru ketika berdiri, tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan hingga guru sampai di rumah, tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah.” (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 431, dikutip dari NU Online

(Sumber:https://m.liputan6.com/islami/read/5134976/hari-guru-nasional-2022-ini-10-adab-murid-terhadap-guru-menurut-imam-al-ghazali)

Dalam literatur yang lain, adab seorang murid terhadap gurunya antara lain : Mendoakan kebaikan untuk guru, Tidak menggaduh di hadapan guru, Menghormati hak guru, Merendahkan diri di hadapan guru, Duduk, bertanya, dan mendengarkan dengan baik, dan Bersabar terhadap kesalahan guru. Penjelasan lengkapnya silahkan baca di https://ppmal-kautsarmuhammadiyah.ponpes.id/read/10/adab-terhadap-guru

Hal yang paling penting menurut hemat saya adalah bersikap tawaddhu (rendah hati) terhadap guru. Karena tawaddhu-lah pintu adab-adab yang lain akan muncul dari diri seorang murid. Diriwayatkan oleh Al–Imam Baihaqi, Umar bin Khattab mengatakan,

تواضعوا لمن تعلمون منه

“ Tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian”.

Jadi, dari sekian banyak adab-adaban murid terhadap guru yang tidak kita hapal, maka minimal ingatlah satu kata ini : TAWADDHU. Mudah-mudahan dari satu sifat baik itu, kita bisa mengembangkan adab kita terhadap guru-guru kita. 

Memperingati hari guru nasional itu dengan mengingat jasa guru-guru yang telah mengajarkan kita pengetahuan dari kita tidak tahu menjadi tahu, dari kita belum faham menjadi faham, dari kita bodoh jadi pinter, dari kita ga tahu sopan santun jadi tahu sopan santun, dari kita jelek bahasa jadi bagus bahasa. Artinya bukan cuma satu guru saja yang kita apresiasi di hari guru tersebut, bukan cuma guru yang kebetulan di tahun itu mengajar kita, bukan cuma wali kelas doang yang kita kasi hadiah dan bla bla bla-nya! Tapi semua guru yang telah mengajarkan kita! se-mua gu-ru! 

Maka dari itu, kita sebagai murid tidak boleh diskriminatif memberi hadiah hanya ke segelitir guru saja! emang bisa satu guru menjadikan kita hebat seperti sekarang ini? emang hanya satu guru yang menjadikan kita jadi orang ngerti seperti sekarang ini? Kalau lah sekarang kalian kelas 5 SD misalnya, emang bisa sampe ke kelas 5 SD tanpa bimbingan guru kelas 1, guru kelas 2, guru kelas 3, guru kelas 4, guru olah raga, guru bahasa sunda, guru agama??? Coba resapi sekali lagi pertanyaan saya. 

Saudara pembaca yang baik hatinya, coba pikir-pikir lagi jika mau berkirim hadiah ke guru-guru kalian. Jangan sampe ada guru yang juga berjasa dalam hidup kita, tidak kita apresiasi jasanya. Bisa-bisa ilmu dari guru yang kita perlakukan seperti itu tidak berkah. Naudzubillahi min dzalik. 

Lantas mesti gimana? Saya tidak melarang saudara memberikan hadiah ke guru-guru saudara. Silahkan! itu bagus, sangat bagus! Saya hanya ingin mengingatkan bahwa trend di atas itu mungkin akan menyakitkan bagi sebagian guru yang tidak mendapatkan apresiasi dari murid-muridnya terlepas dia mau diberi atau menolak diberi. Kalau pun ingin memberikan hadiah kepada mereka, berikanlah dengan niat yang tulus tanpa ada unsur ingin lebih keren dari siswa lain di kelas yang berbeda. 

So.. Hadiah terbaik menurut saya adalah doakan mereka! doakan seluruh guru-guru yang berjasa dalam hidup kalian. Sebut namanya satu persatu dalam doa kalian. 

Kirimkan mereka ucapan-ucapan doa yang tulus lewat secarik kertas atau via handphone, walaupun murah namun jika disampaikan dengan penuh adab yang baik, in syaa allah akan berbekas di hati mereka. Bagi seorang guru, diingat kebaikannya oleh muridnya adalah suatu prestasi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. ini bukan lebay tapi fakta. 

Muliakan guru-guru kita, tanpa merendahkan guru-guru lain yang mungkin tidak mengajar kita! Semua guru-guru dalam satu lembaga pendidikan, baik yang mengajar kita atau pun yang tidak mengajar kita adalah GURU KITA. itulah mindset yang benar! in syaa allah.. tentu, muliakanlah guru-guru yang mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Terakhir, bagaimana adab guru terhadap murid-muridnya? Bapak-ibu guru yang kami hormati dan mudah-mudahan dimuliakan oleh Allah SWT izinkan saya menasehati diri saya sebagai guru dan teman-teman guru sekalian "Yuk jadikan diri kita sebagai uswatun hasanah! Teladan yang baik bagi murid-murid kita, doakan anak-anak murid kita menjadi orang-orang yang sholeh dan sholehah yang kelak dapat memberikan perubahan hebat di tanah air ini. Aammiin yaa robbal 'aalamiin.".

Terima Kasih 

Salam Perubahan - Apip Fudoli S.F

===

Selamat Hari Guru Nasional untuk guru-guru hebat yang telah mendidik dan membimbing saya : Umi & Appa, orang pertama yang mengajarkan banyak hal di rumah terutama akhlak dan keteladanan. Bapak dan Almh. Umi Ojah, Bunda, juga Istriku Guru SMAN 2 Sukatani. Guru-guru Madrasah Diniyah Al-Baqiyatussholihat, Guru-guru SDN Sindangmulya 01 tahun 1996-2002, Guru Ponpes Al-Mushhafiyyah, Guru-guru SMPN 1 Cibarusah tahun 2003-2005, Guru-guru Ponpes Al-Baqiyatussholihat, Guru-guru SMAN 1 Cikarang Utara tahun 2005-2008, Guru-guru Ponpes At-Taqwa Cikarang, Guru-guru Ponpes Al-Wardayani Sukabumi, Dosen-dosen STKIP Kusuma Negara Jakarta, Guru-guru Ponpes Sirojul Huda Sukaresmi, Guru Ponpes Al-Maghfiroh Cibarusah, Guru-guru Ponpes Al-Um Pagentongan Bogor, Guru Ponpes Al-Mushlih, Guru-guru di SMPIT Al-manar, SMK H.S Agung, Yayasan Darul Huffadz, Dosen-dosen UPB Bekasi, dan guru-guru kehidupan yang jumlahnya tidak terhitung. Alfatihah

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar