Senin, 28 November 2022

Sudah siapkah kita mempertanggung jawabkan amal kita di Hadapan Allah SWT?

Umur berapa kita sekarang saat membaca tulisan ini? coba diinget-inget lagi masa-masa duduk di bangku sekolah, mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi, mulai dari mesantren di satu ponpes ke ponpes berikutnya. Perhatikan baik-baik perubahan fisik dan keilmuan kita! tubuh kita yang tadinya kecil kerempeng, sekarang udah sebesar apa? ilmu kita yang tadinya cuma bisa baca tulis ngitung, sekarang udah bisa apa aja? 

Coba diingat-ingat lagi tahun berapa kita mulai bekerja dan mendapatkan gaji pertama? tahun berapa kita menikah dan dikasi karunia anak? Perhatikan baik-baik perubahan perekonomian dan rumah tangga kita! Pekerjaan kita yang dulu dengan yang sekarang bedanya apa? Gaji kita yang tadinya kecil, sekarang berapa? Rumah tangga kita yang tadinya cuma berdua tinggal di kontrakan (misalnya), sekarang personil yang di rumah udah ada berapa? rumah kita udah segede apa?

Tentang usia kita yang terus bertambah, fisik yang terus menua, ilmu dan pengalaman yang terus berkembang, anggota keluarga yang menjadi tanggung-an, rumah dan kendaraan yang menjadi hiasan, uang yang kita dapatkan dan kita gunakan, waktu dan kesempatan yang kita miliki, semuanya pada akhirnya akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT! Simak hadits Nabi SAW berikut ini : 


Artinya : tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ia ditanya tentang umurnya kemana dihabiskannya?, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya?, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakannya?, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya? 

Empat hal tersebut, yakni UMUR, ILMU, HARTA, dan TUBUH hendaknya menjadi barometer pencapaian kesuksesan kita di dunia ini. 

Jadikan umur kita sebagai umur yang bermanfaat. Caranya dengan terus beramal sholeh, mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, semaksimal mungkin jadikan diri kita bermanfaat untuk orang-orang yang berada di sekitar kita, menyelamatkan keluarga dari mushibah dunia dan akhirat, membantu tetangga, menolong sesama, 

Jadikan ilmu yang kita miliki menjadi ilmu yang bermanfaat. Caranya dengan mengajarkan ilmu tersebut kepada orang-orang yang membutuhkannya, mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk belajar mengenal Allah SWT, menumbuhkan kecintaannya kepada Rosulullah SAW, memahami hakikat hidup di alam dunia ini. Dengan begitu mudah-mudahan menjadi washilah kebaikan yang berlipat ganda. 

Jadikan harta yang kita dapatkan secara halal harus bisa bermanfaat untuk keluarga kita, keluarga terdekat kita, fakir miskin yang membutuhkan uluran tangan kita, anak-anak yatim - dhuafa, juga bisa membantu orang-orang yang sedang berjuang berda'wah seperti pembangunan masjid, pondok pesantren dan sekolah-sekolah islam. 

Harta terbesar yang Allah titipkan kepada kita adalah anak-anak dan istri kita. Bimbing mereka menjadi orang yang sholeh dan sholehah! Ajarkan nilai-nilai islam kepada mereka! Agar mereka mengenal Allah dan Rosul-Nya! Mudah-mudahan rezeki harta yang kita miliki tidak hanya kuantitasnya yang banyak, akan tetapi kualitasnya, nilai keberkahannya juga melimpah ruah. 

Jadikan tubuh kita sebagai alat dan sarana untuk memaksimalkan ketiga potensi di atas! jaga tubuh kita agar tetap sehat dan bugar dengan cara rutin berolah raga, berdzikir untuk menangkan hati dan pikiran. Mudah-mudahan kesehatan dan kebahagiaan senantiasa menyertai kita. Dengan tubuh yang sehat dan Hati yang bahagia, in-syaa allah kita bisa memaksimalkan umur kita, ilmu kita dan harta kita. Aammiin yaa robbal 'aalammiin.

-Apip Fudoli


Minggu, 27 November 2022

Sisa air minum kemasan, jangan langsung di buang!

Beberapa kali saya hadir di acara-acara pengajian, peringatan maulid, dan yang sejenisnya. Dihidangkan berbagai macam makanan dan minuman. Salah satunya yang paling sering kita jumpai adalah air minum dalam kemasan baik kemasan cup maupun botol. 

yang menjadi perhatian saya adalah ketika air dalam kemasan cup atau botol itu tidak habis diminum. Kebanyakan langsung dibuang ke tempat sampah. Menurut saya itu mubadzir! Kebayang ga jika ada 50 orang yang minumannya tidak habis, berarti ada sekian mili liter air yang terbuang. Kalo dikumpulkan kan jadi banyak tuh. 

Air kemasan itu dapet beli kan? kalo pun dapet dikasih, yang ngasih juga boleh beli kan? Jadi menurut saya, air itu masih bisa dimanfaatkan, jangan langsung di buang. Air bekas itu masih bisa dimanfaatkan  misalnya dikumpulkan dalam satu ember, atau di galon kosong. Nah setelah terkumpul mah bisa kita pake buat nyiram tanaman, ngelap motor, nyuci piring kotor, ngepel, atau bisa juga dimasak lagi buat bikin kopi (saya kira ga jorok, dari pada dijadiin asbak rokok). 

Sumber : https://www.idntimes.com/life/diy/senja-sandera/tips-menyiram-tumbuhan-di-pot-agar-tetap-subur-dan-gak-mudah-layu-c1c2

Selain itu, kemasan cup dan botolnya juga bisa dimanfaatkan baik dijual kembali ke tukang rongsokan atau dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan (hand made) seperti pot bunga, tempat pensil, kipas angin maenan, dan berbagai kreasi seni lainnya. Inspirasinya bisa dilihat di Pinterest, ketik aja di google "pinterest". 


Nah, para pembaca sekalian.. bukan kah kita sangat hapal dengan ayat "innal mubadzzirina kanu ikhwanas-Syayathin", jangan sampai kegiatan-kegiatan yang sudah disusun sedemikian bagusnya menyisakan satu kesan yang kurang baik, tanpa kita sadari menjadi ajang praktek mubadzir. Sebisa mungkin kita maksimalkan acara tersebut dengan memperhatikan hal-hal sederhana seperti tidak membuang sisa air minum kemasan, mengelola sampah plastiknya, dan membuang sampah bekas kegiatan tersebut dengan tertib ke tempat sampah yang sudah disepakati warga sekitar. 

Kedepannya mungkin, dengan pengelolaan sampah plastik yang baik dan benar bisa saja lembaga da'wah dan pendidikan seperti masjid, mushola, pesantren dan sekolah bisa mempunyai BANK SAMPAH PLASTIK yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Lumayan kan ada pemasukan dari hasil pengelolaan tersebut. Adapun yang mau serius mempelajarinya bisa baca di link berikut https://munasya.com/membuat-bank-sampah/

Sumber : https://dlh.semarangkota.go.id/3-cara-mengelola-bank-sampah-dengan-benar/

Demikian tulisan singkat ini saya angkat sebagai wujud keprihatian dan kepedulian saya terhadap sisa air kemasan yang sering dibuang cuma-cuma, mubadzir banget kalo sampai kebiasaan ini dilakukan terus-terusan. Semoga tulisan ini bermanfaat, dan mampu menggerakkan setiap pembaca untuk mengambil bagian, minimal penulis dan pembaca ga begitu. Aammiin 

-Apip Fudoli 

Sabtu, 26 November 2022

Hari Guru Nasional, momentum memperkuat nilai-nilai adab murid terhadap guru

25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Sejauh perjalanan saya menjadi guru, saya belum pernah dengan serius menelisik hari bersejarah itu. Dengan maraknya ucapan hari guru di medsos, dilengkapi dengan foto-foto dan video kebersamaan guru dengan murid-muridnya, saya jadi tertarik ingin menelusuri informasi lebih mendalam tentang apa dan bagaimana hari guru itu bermula. 

Bagaimana sih sejarahnya sampai-sampai tanggal 25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional? Yuk kita literasi! 

Sejarah Hari Guru Nasional 25 November berawal dari penghormatan pemerintah di era Presiden ke-2 Indonesia Soeharto kepada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Penghormatan ini tertuang di Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional. Aturan itu ditetapkan sejak 24 November 1994. 

Menurut Keppres 78/1994, guru memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Begitu pula dengan PGRI yang merupakan organisasi bagi para guru di Tanah Air. Maka dari itu, pemerintah menetapkan 25 November sebagai Hari Ulang Tahun PGRI sekaligus Hari Guru Nasional.


Ohh.. jadi penetapan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional itu memiliki dasar hukum yang sangat luar biasa. Apresiasi setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden Indonesia yang ke-2! Alhamdulillah Terima kasih Pak, berkat bapak, PGRI memiliki martabat yang tinggi. Sebagai guru saya turut bangga bisa menjadi bagian dari pembangunan pendidikan indonesia. 

Selanjutnya, izinkan saya dalam kesempatan ini menuliskan hal-hal baik yang ingin saya sampaikan pada Hari Guru Nasional ini. Saya beri judul tulisan ini "Hari Guru Nasional, momentum memperkuat nilai-nilai adab murid terhadap guru". 

Ya! Saya ingin konsen menyoroti nilai-nilai adab seorang murid terhadap guru-gurunya. Hal ini yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius, agar lulusan-lulusan lembaga pendidikan formal maupun non formal benar-benar melahirkan generasi yang memiliki adab yang luhur sebagai mana jati diri bangsa kita, yang dikenal sebagai bangsa yang ramah di mata dunia. 

Berbicara tentang guru dan murid tidak lepas dari ikatan yang terjalin diantara keduanya dengan perantara lembaga pendidikan seperti sekolah, pesantren dan yang sejenisnya. Guru mengajarkan pelajaran kepada murid, murid menerima pelajaran dari guru. Dalam proses transfer pengetahuan itu terjalin hubungan sosial yang terus berkembang. 

Adab salah satunya! Bagaimana adab seorang murid terhadap guru-gurunya, dan bagaimana adab guru terhadap murid-muridnya? untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut mari kita mulai dengan memahami pengertian adab itu sendiri. 

Pengertian Adab – Adab memiliki sebuah arti kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti. Adab erat kaitannya dengan akhlak atau perilaku terpuji. Ahli bahasa juga kebanyakan menyebutkan bahwa adab merupakan kepandaian dan ketepatan dalam mengurus segala sesuatu. Begitupun sebagian ulama lainnya juga turut berpendapat bahwa adab merupakan suatu kata atau ucapan yang mengumpulkan segala perkara kebaikan di dalamnya.

Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun berdasarkan aturan agama. Norma tentang adab seringkali digunakan dalam pergaulan yang terjadi antar manusia, antar tetangga, dan antar kaum.

Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama Islam. Tetapi seiring berkembangnya waktu, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan dengan segi kesopanan secara umum dan tidak khusus digabungkan dalam agama Islam.

Adab sangat penting dalam kehidupan manusia. Bagi orang-orang yang memiliki adab biasanya akan terjaga dari perbuatan tercela. Maka tidak heran jika adab sangat penting. Adab tentu perlu diajarkan sedari kecil. Anak-anak yang sudah diberi bekal pelajaran mengenai adab akan tumbuh menjadi pribadi lebih baik dari teman-teman sebayanya.

(Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/adab/ )

Nah, mari kita cocokkan dengan fenomena maraknya foto-foto dan video ucapan selamat hari guru yang bertebaran di media sosial. Sebagai guru tentu saya juga merasa senang dan bahagia apabila murid-murid saya mengucapkan "selamat hari guru, pak", kemudian diberi hadiah di hari guru tersebut seperti kue tar, kado, buket dan yang sejenisnya. Saya termasuk guru yang juga sering menerima hal-hal tersebut di atas. Dan kebetulan tahun ini saya juga menerimanya. (Jadi, mohon maaf saya menulis tulisan ini bukan karena saya ga dapet hadiah)

Namun, yang terbesit dalam hati saya adalah "apa iya harus seperti ini merayakan hari guru?", "gimana tadinya kok ngasi kue, kado, buket jadi trend?", "gimana dengan guru yang ga dapet? yang oleh murid-muridnya malah ga dikasi?", "apa ga berefek tuh terhadap diri guru tersebut?", "landasannya apa guru yang ini dikasi, guru yang onoh ga di kasih?", "apakah ini yang dimaksud dari murid punya adab ke guru?", "apakah perayaan hari guru hanya dinikmati oleh sebagian guru yang dapet suprise aja?", "apakah tidak mendatangkan doa yang macem-macem dari guru yang ga dispesialkan oleh murid-muridnya?" dan serentetan pertanyaan lainnya yang tiba-tiba muncul dan bikin gemes. Belum lagi pertanyaan "Apa mesti gitu guru di Frank dulu baru dikasi hadiah atas alasan seru-seruan?", "Pantes ga sih guru-guru bernyanyi, berdendang, berjoget-joget, direkam, di posting di medsos atas dasar hari guru ini?", "berakhlak ga sih yang begitu?"

Saudara pembaca boleh setuju atau tidak dengan apa yang menjadi keresahan saya. Setuju silahkan, ga setuju juga silahkan, netral juga silahkan. Saya hanya ingin mengemukakan bagian-bagian tertentu yang mungkin tidak dilihat oleh sebagian orang. Menurut hemat saya, trend seperti ini tidak baik dilanjutkan apalagi dibudayakan! masih banyak cara-cara lain yang bisa dijadikan alternatif dalam merayakan hari guru nasional seperti .... (bagian ini akan saya bahas di paragraf terakhir, in syaa allah

Jadi bagaimana adab seorang murid kepada guru-gurunya? Menurut Imam Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali, ada 10 adab seorang murid terhadap guru.

Artinya: “Adab murid terhadap guru, yakni: mendahului beruluk salam, tidak banyak berbicara di depan guru, berdiri ketika guru berdiri, tidak mengatakan kepada guru, “Pendapat fulan berbeda dengan pendapat Anda”, tidak bertanya-tanya kepada teman duduknya ketika guru di dalam majelis, tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru. Tidak menunjukkan secara terang-terangan karena perbedaan pendapat dengan guru, tidak menarik pakaian guru ketika berdiri, tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan hingga guru sampai di rumah, tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah.” (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 431, dikutip dari NU Online

(Sumber:https://m.liputan6.com/islami/read/5134976/hari-guru-nasional-2022-ini-10-adab-murid-terhadap-guru-menurut-imam-al-ghazali)

Dalam literatur yang lain, adab seorang murid terhadap gurunya antara lain : Mendoakan kebaikan untuk guru, Tidak menggaduh di hadapan guru, Menghormati hak guru, Merendahkan diri di hadapan guru, Duduk, bertanya, dan mendengarkan dengan baik, dan Bersabar terhadap kesalahan guru. Penjelasan lengkapnya silahkan baca di https://ppmal-kautsarmuhammadiyah.ponpes.id/read/10/adab-terhadap-guru

Hal yang paling penting menurut hemat saya adalah bersikap tawaddhu (rendah hati) terhadap guru. Karena tawaddhu-lah pintu adab-adab yang lain akan muncul dari diri seorang murid. Diriwayatkan oleh Al–Imam Baihaqi, Umar bin Khattab mengatakan,

تواضعوا لمن تعلمون منه

“ Tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian”.

Jadi, dari sekian banyak adab-adaban murid terhadap guru yang tidak kita hapal, maka minimal ingatlah satu kata ini : TAWADDHU. Mudah-mudahan dari satu sifat baik itu, kita bisa mengembangkan adab kita terhadap guru-guru kita. 

Memperingati hari guru nasional itu dengan mengingat jasa guru-guru yang telah mengajarkan kita pengetahuan dari kita tidak tahu menjadi tahu, dari kita belum faham menjadi faham, dari kita bodoh jadi pinter, dari kita ga tahu sopan santun jadi tahu sopan santun, dari kita jelek bahasa jadi bagus bahasa. Artinya bukan cuma satu guru saja yang kita apresiasi di hari guru tersebut, bukan cuma guru yang kebetulan di tahun itu mengajar kita, bukan cuma wali kelas doang yang kita kasi hadiah dan bla bla bla-nya! Tapi semua guru yang telah mengajarkan kita! se-mua gu-ru! 

Maka dari itu, kita sebagai murid tidak boleh diskriminatif memberi hadiah hanya ke segelitir guru saja! emang bisa satu guru menjadikan kita hebat seperti sekarang ini? emang hanya satu guru yang menjadikan kita jadi orang ngerti seperti sekarang ini? Kalau lah sekarang kalian kelas 5 SD misalnya, emang bisa sampe ke kelas 5 SD tanpa bimbingan guru kelas 1, guru kelas 2, guru kelas 3, guru kelas 4, guru olah raga, guru bahasa sunda, guru agama??? Coba resapi sekali lagi pertanyaan saya. 

Saudara pembaca yang baik hatinya, coba pikir-pikir lagi jika mau berkirim hadiah ke guru-guru kalian. Jangan sampe ada guru yang juga berjasa dalam hidup kita, tidak kita apresiasi jasanya. Bisa-bisa ilmu dari guru yang kita perlakukan seperti itu tidak berkah. Naudzubillahi min dzalik. 

Lantas mesti gimana? Saya tidak melarang saudara memberikan hadiah ke guru-guru saudara. Silahkan! itu bagus, sangat bagus! Saya hanya ingin mengingatkan bahwa trend di atas itu mungkin akan menyakitkan bagi sebagian guru yang tidak mendapatkan apresiasi dari murid-muridnya terlepas dia mau diberi atau menolak diberi. Kalau pun ingin memberikan hadiah kepada mereka, berikanlah dengan niat yang tulus tanpa ada unsur ingin lebih keren dari siswa lain di kelas yang berbeda. 

So.. Hadiah terbaik menurut saya adalah doakan mereka! doakan seluruh guru-guru yang berjasa dalam hidup kalian. Sebut namanya satu persatu dalam doa kalian. 

Kirimkan mereka ucapan-ucapan doa yang tulus lewat secarik kertas atau via handphone, walaupun murah namun jika disampaikan dengan penuh adab yang baik, in syaa allah akan berbekas di hati mereka. Bagi seorang guru, diingat kebaikannya oleh muridnya adalah suatu prestasi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. ini bukan lebay tapi fakta. 

Muliakan guru-guru kita, tanpa merendahkan guru-guru lain yang mungkin tidak mengajar kita! Semua guru-guru dalam satu lembaga pendidikan, baik yang mengajar kita atau pun yang tidak mengajar kita adalah GURU KITA. itulah mindset yang benar! in syaa allah.. tentu, muliakanlah guru-guru yang mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Terakhir, bagaimana adab guru terhadap murid-muridnya? Bapak-ibu guru yang kami hormati dan mudah-mudahan dimuliakan oleh Allah SWT izinkan saya menasehati diri saya sebagai guru dan teman-teman guru sekalian "Yuk jadikan diri kita sebagai uswatun hasanah! Teladan yang baik bagi murid-murid kita, doakan anak-anak murid kita menjadi orang-orang yang sholeh dan sholehah yang kelak dapat memberikan perubahan hebat di tanah air ini. Aammiin yaa robbal 'aalamiin.".

Terima Kasih 

Salam Perubahan - Apip Fudoli S.F

===

Selamat Hari Guru Nasional untuk guru-guru hebat yang telah mendidik dan membimbing saya : Umi & Appa, orang pertama yang mengajarkan banyak hal di rumah terutama akhlak dan keteladanan. Bapak dan Almh. Umi Ojah, Bunda, juga Istriku Guru SMAN 2 Sukatani. Guru-guru Madrasah Diniyah Al-Baqiyatussholihat, Guru-guru SDN Sindangmulya 01 tahun 1996-2002, Guru Ponpes Al-Mushhafiyyah, Guru-guru SMPN 1 Cibarusah tahun 2003-2005, Guru-guru Ponpes Al-Baqiyatussholihat, Guru-guru SMAN 1 Cikarang Utara tahun 2005-2008, Guru-guru Ponpes At-Taqwa Cikarang, Guru-guru Ponpes Al-Wardayani Sukabumi, Dosen-dosen STKIP Kusuma Negara Jakarta, Guru-guru Ponpes Sirojul Huda Sukaresmi, Guru Ponpes Al-Maghfiroh Cibarusah, Guru-guru Ponpes Al-Um Pagentongan Bogor, Guru Ponpes Al-Mushlih, Guru-guru di SMPIT Al-manar, SMK H.S Agung, Yayasan Darul Huffadz, Dosen-dosen UPB Bekasi, dan guru-guru kehidupan yang jumlahnya tidak terhitung. Alfatihah

 

Minggu, 20 November 2022

PERAYAAN MEMPERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD S.A.W BENTUK KECINTAAN UMMATNYA KEPADA BELIAU

Perayaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan suatu momentum yang selalu disambut meriah oleh seluruh muslimin di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia. Setiap tempat yang merayakan peringatan tersebut baik di masjid-masjid, musholla-musholla, pondok pesantren, majelis ta'lim, perusahaan-perusahaan maupun di kalangan pemerintahan pasti meriah dan penuh dukungan. Dukungan itu datang dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak muda, orang tua, bapak-bapak, lebih-lebih ibu-ibu majelis ta'lim, juga lintas profesi. Ini merupakan suatu aset besar bagi sebuah negara dimana kaum muslimin berkumpul dan bersholawat dengan penuh riang gembira, menguatkan ikatan ukhuwwah islamiyyah (persaudaraan sesama islam) dengan saling mengucapkan salam, ukhuwwah wathoniyyah (persaudaraan sesama bangsa) dengan saling merangkul muslimin sekalipun berbeda suku, juga ukhuwwah basyariyyah (persaudaraan sesama manusia) dengan saling menghormati dan menghargai tanpa memandang status sosial. 

Sosok Nabi Muhammad SAW benar-benar telah menyatukan kaum muslimin tidak hanya pada saat beliau hidup, akan tetapi setelah wafat pun jejak ajarannya sangat melekat di hati ummat manusia. Subhanallah. sebagaimana Allah SWT nyatakan dalam Al-Qur'an : Wa maa arsalnaaka illa rohmatan lil 'alamiin artinya "tidaklah Aku mengutus engkau (Muhammad) kecuali untuk rahmat bagi alam semesta"

Maka momentum perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut perlu dikedepankan hal-hal positif yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, nilai-nilai ajaran mulia dari Rosulullah SAW bagi umat-umatnya, yakni para hadirin yang hadir menghadiri perayaan tersebut. Oleh karena itu saya tertarik ingin menuangkan pemikiran dan ide-ide yang membangun dalam sebuah tulisan ini, agar kiranya kekayaan intelektual hasil dari tafakkur dan riset literatur ini dapat memberikan sumbangsih dalam mengembangkan aset berharga tersebut, yakni perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. in syaa allah. 

Pertama, DEFINISI, kata Maulid secara bahasa artinya waktu dan tempat dilahirkan, sedangkan kata Mauluud artinya orang yang dilahirkan. Maka kalimah "Maulid Nabi" dapat diartikan waktu kelahiran seorang nabi. Dengan demikian kalimah "Maulid Nabi Muhammad SAW" berarti waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

Maka pertanyaan yang mengiringinya adalah kapan beliau dilahirkan? jawabannya pada HARI SENIN. dasarnya adalah dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab,

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162) Sumber: https://muslim.or.id/19559-kapan-tanggal-lahir-nabi-muhammad.html

Tanggalnya? Menurut Jumhur ulama, Beliau dilahirkan pada 12 Robiul Awwal tahun gajah atau bertepatan dengan Senin, 22 April 571 Masehi. Terlepas dari perbedaan pendapat terhadap hari, tanggal, bulan dan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, kaum muslimin bahkan seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini tentu sangat berbahagia, bergembira, bersuka cita dengan kelahiran Rosulullah SAW. tidak diragukan lagi akan hal itu! 

Kecintaan itu diwariskan dari sejak beliau lahir sampai saat ini, bahkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW telah banyak melahirkan ulama-ulama yang mumpuni di bidang syair dan sastra seperti pengarang kitab Burdah (Imam Bushiri), kitab Barzanji (Syaikh Abdul Karim Al-Barzanji), Kitab Maulid Diba' (Imam Abdur Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Diba`i)Kitab Syaroful Anam (Hj. Mursyidah Abdullah bin Nuh), Maulid Adiyaullami; (Habib Umar bin Hafidz hadhromaut), dan yang lainnya yang penulis belum tahu. Sosok Rosulullah SAW benar-benar mengilhami dan menginspirasi orang-orang hebat setelahnya. Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wala alih wa shohbih. 

Kedua, SEJARAH, bagaimana sejarahnya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini diperingati? Peringatan Maulid Nabi diadakan pertama kali oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi atau Muhammad Al Fatih dengan tujuan untuk meningkatkan semangat jihad kaum Muslimin, dalam rangka menghadapi Perang salib melawan kaum Salibis dari Eropa dan merebut Yarusalem. Sementara itu, sejarah peringatan Maulid Nabi di Indonesia sendiri mulai berkembang di masa Wali Songo atau sekitar tahun 1404 masehi. Peringatan Maulid Nabi dilakukan demi menarik hati masyarakat memeluk agama Islam. (Sumber:https://news.detik.com/berita/d-6332896/sejarah-maulid-nabi-muhammad-saw-tradisi-dan-maknanya). 

Sejarah mencatatkan bagaimana sikap paman nabi Abu Lahab ketika hamba sahayanya Tsuwaibah memberikan kabar gembira tentang kelahiran Muhammad SAW. Abu Lahab menyambutnya dengan penuh gembira dan suka cita atas kelahiran beliau bahkan memerdekakan Tsuwaibah. Subhanallah! maka atas dasar tersebut, Abu Lahab setiap hari senin siksaannya dikurangi lantaran bergembiranya pada saat Nabi SAW lahir. Bagaimana dengan kita yang jelas-jelas muslim dan terus menerus mencintai Nabi SAW dan mengagungkan beliau dengan bersholawat. Shollu Alannabiy!

Ketiga, HUKUM, lantas bagaimana hukumnya melakasanakan perayaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dalam pandangan agama? di dalam kitab I'anatuttholibin karya Sayyid Bakri bin Muhammad Syatha' (Lahir 1266 H - Wafat 1310 H, usia 44 tahun) pada Juz III halaman 363 cetakan Haromain dijelaskan : 


Adapun kitab rujukannya adalah kitab Al-Hawi lil Fatawa karya Al-Imam Jalaluddin Asyuyuthi (Lahir 849 H - Wafat 911 H, usia 62 tahun) pada jilid 1 halaman 189


ma'nanya, ini sebuah faidah yang dikutip daripada kitab Fatwa Al-Hafidz Asy-Suyuti pada Bab Walimah Beliau ditanya tentang amalan mengamalkan Maulid Nabi SAW di bulan robiul awwal apa hukumnya dalam pandangan agama, apakah hal tersebut mahmudah (terpuji) atau madzmumah (tercela)? apakah melaksanakannya mendapatkan pahala atau tidak? jawabannya menurut pendapatku adalah sesungguhnya pokok dari pada melaksanakan Maulid adalah perkumpulan manusia yang didalamnya dibacakan sebagian dari apa yang mudah dari Al-Qur'an, kemudian disampaikan riwayat-riwayat Nabi, sejarah permulaan da'wah Nabi SAW dan apa-apa yang dirayakan dalam Maulid Nabi SAW dari ayat-ayat, kemudian digelar taplak meja yang panjang bagi mereka untuk makan bersama, dan tidak menambahi dari itu, yang demikian itu hukumnya adalah bid'ah hasanah yang mendapatkan pahala bagi pelaksananya karena memuliakan Nabi SAW dan menampakkan kebahagian dan bersuka cita dengan kelahirannya. 

jadi, jelas dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diperselisihkan adalah bukan pada peringatannya, melainkan bagaimana cara memperingatinya. Jika cara memperingatinya mengandung nilai-nilai membangkitkan semangat keislaman, semangat mengaji, semangat meningkatkan kualitas dan kuatitas ibadah kita kepada Allah SWT, meningkatkan rasa cinta kita kepada Rosulullah SAW, maka hal tersebut merupakan sesuatu yang baik dan mengamalkannya mendapatkan pahala. Namun sebaliknya, jika dalam perayaan tersebut jauh dari nilai-nilai agama, mengandung unsur kema'shiyatan dan hal-hal negatif lainnya, maka berdosa melaksanakannya. 

Keempat, PROSESI, prosesi pelaksanaan maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai tempat memiliki ciri khas masing-masing. Sebagian diantaranya ada yang memasukkan unsur budaya setempat yang tidak bertolak belakang dengan ajaran agama islam dalam perayaannya, ada juga yang secara utuh isinya adalah sholawat dan taushiyyah islamiyyah, ada juga yang merayakan dengan membagi-bagikan makanan dan sedekah hasil bumi. Pada prinsipnya pelaksanaan maulid Nabi Muhammad SAW adalah mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk berkumpul, berdzikir mengingat Allah SWT, mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-qur'an, membaca kitab shirah Nabawi, bersholawat bersama-sama, mendengarkan nasehat-nasehat keagamaan, meneladani akhlak mulia Rosulullah SAW dan makan bersama. 

Nampak sekali dalam perayaan maulid Nabi SAW nilai-nilai persaudaraan, ikatan silaturrahmi, dan saling tolong menolong dalam mensukseskan acara tersebut. Sehingga tidak jarang dari masyarakat yang rela urunan, mengumpulkan sumbangan, dan menghimpun donasi demi terlaksanakanya acara perayaan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW tersebut. Betul-betul tumbuh kecintaan mereka kepada junjungan mulia Nabi Muhammad SAW. 

Maka tidak heran dalam salah satu haditsnya, Rosulullah SAW bersabda : Al-mar'u ma'a man ahabba artinya "seseorang itu akan dikumpulkan bersama dengan siapa yang ia cintai". Jika kecintaan kita kepada Nabi SAW begitu besar, maka mudah-mudahan kelak di hari kiamat kita bisa dikumpulkan bersama Rosulullah SAW. Adalah merupakan suatu keni'matan yang sangat luar biasa bisa menjadi bagian dari ummat Nabi Muhammad SAW, bisa mencintai beliau - juga berharap beliau mencintai kita, mengakui kita sebagai ummatnya. Amminn yaa robbal alamiin. 

Kelima, HIKMAH, hikmah yang dapat dipetik dari setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah akhlakul karimah Nabi SAW agar bisa kita teladani, kita contoh, kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari kita, baik di rumah, di tempat kerja, di masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

محمد محمد بشر لا گالبشر
بل هو گالياقوت بين الحجر
Muhammad (Saw) adalah seorang manusia namun bukan manusia biasa, 
dia laksana batu permata diantara bebatuan biasa


Cara hidup Rosulullah SAW selalu menjadi suri teladan bagi ummatnya. Beliau mencontohkan banyak hal baik kepada ummatnya, mulai dari hal yang besar seperti menyusun startegi perang sampai kepada hal-hal yang kecil seperti berdoa ketika akan masuk kamar mandi. Tidurnya Nabi penuh dengan nilai-nilai ibadah, makannya Nabi penuh dengan nilai-nilai ibadah, bertutur kata dengan lemah lembut dan tegas pada tempatnya, penuh nilai-nilai nasehat. Tentu tidak akan cukup lembaran demi lembaran untuk menuliskan akhlak Nabi SAW bahkan jika seluruh lautan dijadikan tintanya dan seluruh pohon di hutan dijadikan sebagai penanya, tetap tidak sanggup menuliskan kemuliaan Rosulullah SAW, bahkan sampai alam semesta ini hancur dan dikembalikan lagi, tetap tidak akan selesai menuliskan kemuliaannya. Subhanallah saking mulianya beliau, Nabi yang diciptakan pertama kali dan diutus terakhir kali Muhammad SAW. 

Wallahu a'lam bisshowab. - Apip Fudoli S.F