Program belajar yang sediakan ada dua, yakni program 3 tahun dan 6 tahun. Program 3 tahun meliputi kelas VII, VIII dan IX SMP setaraf. Sedangkan program 6 tahun melanjutkan lagi di Kelas X, XI dan XII setaraf. Hal ini dimaksudkan agar pembinaan pembelajara di pesantren bisa dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan.
Apa saja yang dipelajari di Pondok?
1. Belajar Hidup Mandiri, ilmu kehidupan pertama yang diajarkan di pondok adalah hidup mandiri. Setiap santri harus mau dan mampu belajar mandiri. Mempersiapkan segala kebutuhan dirinya sendiri-sendiri. Mulai dari menyiapkan makan dan minum, membersihkan bekas makan dan minum, mencuci baju, menjemur dan melipatnya, membersihkan temapt tidurnya masing-masing, menjaga dan merawat barang miliknya, mengelola keuangan kiriman orang tua, sampai kepada mengatur agenda harian dan belajarnya selama di pondok pesantren.
2. Belajar Menjaga Kesehatan Diri, santri dibina agar dapat menjaga kesehatannya sendiri. Mulai dari rutin mandi pagi dan sore, berolah raga, tidur siang (kailullah) dan tidur malam yang cukup, istikomah menjalankan sholat wajib dan sunnah, hingga mengikuti kegiatan senam pagi dan bela diri.
setelah kedua hal diatas dipelajari dan dipenuhi dengan baik, maka in syaa allah ilmu "siap hidup" nya sudah terbentuk, lahirlah yang namanya betah tinggal di pondok. Betah itu suatu hasil dari proses bertahan hidup dan memilikikemampuan mengelola kehidupan di pesantren. hal ini senada dengan pesan guru kami sewaktu mondok, yaitu "betah aja dulu, bisa masak aja dulu, nanti urusan ngaji mah ngikutin" - Akang pasir
3. Belajar Materi Pesantren, materi yang diajarkan antara lain : Al-Qur'an, Tajwid, Tauhid, Fikih, Hadits, Akhlak, Nahwu dan Sorof. Kemudian materi pengembangannya diantarnya : Tahfidz, Asmaul Husna, Doa Harian, Praktek Ibadah, amalan 5 surat pilihan (Yasin, Arrahman, Al-Waqiah, Al-Mulk dan Al-Kahfi), Mahfudzhot dan pembiasaan sholat duha dan qiyamullail.
4. Belajar Bersosialisasi, sambil belajar ilmu pokok di pesantren, santri juga diajarkan tentang adab dan tata cara bersosialisasi yang baik. Baik di lingkungan pesantren maupun di luar pesantren ketika berhadapan dengan warga/masyarakat setempat. Ilmu Sosialisasi merupakan bagian penting dalam berda'wah. Santri-santri yang belajar ilmu agama tentunya akan bersentuhan dengan masyarakat di kemudian hari. Jika tidak diajarkan dengan baik bagaimana menghadapi masyarakat yang heterogen, mungkin jalan da'wah meraka akan banyak terkendala. Belajar bersosialisasi berkaitan erat dengan etika berkomunikasi.
5. Belajar Kecakapan Hidup, inilah ilmu terakhir yang diajarkan kepada santri. Santri dibina agar memiliki kecakapan hidup (life skill). Diantaranya diajarkan seni berceramah, teknik khutbah, praktek komputer, kursus menjahit, ekskul memasak, dan mengelola toko. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi sandaran bagi santri dalam mengembangkan minat kewirausahaannya di kemudian hari.
Demikian gambaran pelajaran yang diajarkan di Pesantren Daarut Tajweed. Kami berharap lulusan pesantren daarut tajweed dapat menjadi insan-insan kamil yang memberikan pengarus positif bagi masyarakat tempat meraka tinggal kelak. Indikatornya adalah:
a. dapat membaca al-quran dengan fashih,
b. memiliki kesadaran sholat 5 waktu di awal waktu, berjamaah di masjid,
c. memiliki akhlak yang baik (karakter mental dan kinerja)
d. menjadi teladan bagi lingkungan sekitarnya (uswatun hasanah), dan
e. memiliki kecakapan hidup (Life Skill), berjiwa pemimpin dan entrepreneur
== info pendaftaran 08978587360 ==
Bermanfaat
BalasHapus