Sabtu, 01 April 2023

MALAM NUZULUL QUR'AN

Malam Nuzulul Qur'an secara harfiyah adalah malam diturunkannya Al-qur'an. Dari situ dapat dipahami waktu keadaan diturunkannya Al-qur'an adalah pada malam hari, namun memunculkan pertanyaan kapan tepatnya diturunkannya Al-qur'an? dan bagaimana maksud diturunkannya Al-qur'an tersebut? Nah, dua pertanyaan "kapan" dan "bagaimana" ini akan kita kaji berdasarkan rujukan ilmiah. in syaa allah.

1. Dikutip dari laman mui.or.id tulisan Ustadz Ismail Soleh, SHI.,MHI (Ketua MT. Rachmat Hidayat, Lampung) 

Penjelasan dalam literasi Tafsir Jalalain dan tafsir Ibnu Katsir

تفسير الجلالين : معنى و تأويل الآية 1
«إنا أنزلناه » أي القرآن جملة واحدة من اللوح المحفوظ إلى السماء الدنيا «في ليلة القدر» أي الشرف العظيم.
“Sesungguhnya kami turunkan (Al-Qur’an) ya’ni ” turun sekaligus/ jumlatan waahidatan” dari lauhil Mahfudz ke langit dunia ” pada malam Lailatul Qadar/ malam yg mulia dan agung”.
(Tafsir Jalalain)
إنا أنـزلناه في ليلة القدر: تفسير ابن كثير
الله تعالى أنه أنزل القرآن ليلة القدر ، وهي الليلة المباركة التي قال الله عز وجل : ( إنا أنزلناه في ليلة مباركة ) [ الدخان : 3 ] وهي ليلة القدر ، وهي من شهر رمضان ، كما قال تعالى : ( شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن ) [ البقرة : 185 ] .قال ابن عباس وغيره : أنزل الله القرآن جملة واحدة من اللوح المحفوظ إلى بيت العزة من السماء الدنيا ، ثم نزل مفصلا بحسب الوقائع في ثلاث وعشرين سنة على رسول الله صلى الله عليه وسلم .
Bahwasanya Allah SWT menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh berkah, hal ini didasarkan pada firman Allah surat Addukhon ayat 3. Yaitu malam Lailatul Qadar dibulan Ramadhan (Al-Baqarah 185). Ibnu Abbas dan yang lainnya menegaskan “Allah menurunkan Al-Qur’an sekaligus (30 juz, red) dari lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah langit dunia. Kemudian turun berangsur angsur sesuai dengan peristiwa dalam kurun waktu 23 tahun kepada Rasulullah SAW. (Tafsir Ibnu Katsir)

Beberapa pakar tafsir menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan dua kali proses. Pertama, diturunkan secara keseluruhan (jumlatan wahidah). Kedua, diturunkan secara bertahap (najman najman). Sebelum diterima Nabi di bumi, Allah terlebih dahulu menurunkannya secara menyeluruh di langit dunia, dikumpulkan jadi satu di Baitul Izzah.

Selanjutnya malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi di bumi secara berangsur, ayat demi ayat, di waktu yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan selama 20 tahun, pendapat lain 21 tahun. ( Imam Qurthubi). Walaupun ada sebagian mengatakan Al-Qur’an dalam tempo durasi waktu 22 tahun 22 bulan 22 hari. Ibnu Abbas dan Ibnu Katsir 23 tahun.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Lailatul Qadar (ليلة القدر) malam mulia karena Al-Qur’an turun sekaligus 30 juz (jumlatan waahidatan) dari lauhil mahfudz ke Baitul Izzah langit dunia, menurut ulama tafsir kisaran tanggal 24 ramadhan. Nuzulul Qur’an ( نزول القران) saat turunnya Al-Qur’an dari langit dunia kepada nabi Muhammad Saw melalui Ruhul Amiin Jibril As secara mufassholat (berangsur-ansur) satu, dua ayat atau lebih, di waktu yang berbeda-beda selama beberapa tahun, dimulai malam ke 17 Ramadhan dengan turunya wahyu pertama surat Al- Alaq ayat 1-5.

***

2. Dalam kitab Mabahits fi ulumil qur'an karya Syaikh Manna Al-Qaththan penerbit Maktabah Wahbah, Kairo cetakan ke-13 / 2004 M - 1425 H yang diterjamahkan oleh H. Ainur Rafiq El-Mazni, Lc.MA pada halaman 124 bab Turunnya Al-Qur'an dijelaskan bahwa :

"Allah menurunkan Al-Qur'an kepada Rasul kita Muhammad SAW untuk membimbing manusia. Turunnya Al-Qur'an merupakan peristiwa besar sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi. 

Turunnya Al-Qur'an pertama kali pada Lailatul Qodr merupakan pemberitahuan pada alam samawi yang dihuni para malaikat tentang kemuliaan ummat Muhammad. Umat ini telah dimuliakan oleh Allah dengan risalah barunya agar menjadi umat paling baik yang dikeluarkan bagi manusia. 

Turunnya Al-Qur'an yang kedua kali secara bertahap, berbeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya, sangat mengejutkan orang dan menimbulkan keraguan terhadapnya sebelum jelas bagi mereka rahasia hikmah ilahi yang ada di balik itu. 

Rosulullah SAW tidak menerima risalah besar ini dengan cara sekali jadi (jumlatan wahidatan), dan kaumnya pun yang sombong dan keras kepala dapat takluk dengannya. Adalah wahyu turun berangsur-angsur demi menguatkan hati Rosul dan menghiburnya relevan dengan peristiwa dan kejadian-kejadian yang mengiringinya sampai Allah menyempurnakan agama ini dan mencukupkan nikmat-Nya.

Allah SWT berfirman di dalam kitab-Nya yang mulia : (1.) Qs. Al-Baqoroh : 185, (2.) QS. Al-Qodr : 1, (3.) QS. Ad-Dukhon : 3.

Ketiga ayat tersebut di atas tidak bertentangan, karena malam yang diberkahi dalam bulan Ramadhan itu adalah Lailatul Qodr, tetapi dzhohir ayat-ayat itu bertentangan dengan realitas kehidupan Rosulullah SAW dimana Al-Qur'an turun kepadanya selama 23 tahun. Dalam hal ini ulama terbagi menjadi dua madzhab pokok. 

Madzhab pertama, pendapat ibnu Abbas dan sejumlah ulama, bahwa yang dimaksud dengan turunnya Al-Qur'an dalam ketiga ayat di atas ialah turunnya Al-qur'an sekaligus ke baitul izzah di langit dunia untuk menunjukkan kepada para malaikat-Nya bahwa betapa besar masalah ini. selanjutnya Al-qur'an diturunkan kepada Nabi SAW secara bertahap selama dua puluh tiga tahun, sesuai peristiwa-peristiwa yang mengiringinya sejak beliau diutus sampai wafatnya. Selama tiga belas tahun beliau tinggal di Mekah, dan selama itu pula wahyu turun kepadanya. Sesuadah hijrah, beliau tinggal di Madinah selama sepuluh tahun. Beliau wafat dalam usia enam puluh tiga tahun. 

a. Ibnu Abbas R.A berkata "Al-Qur'an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada Lailatul Qodr. Kemudian setelah itu, ia diturunkan dalam 23 tahun". Lalu dia membacakan ayat ; "Walaa Ya'tuka..." QS. Al-Furqon : 33 dan ayat "Wa qur'anan..." QS. Al-Isra : 106.

b. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA ia berkata; "Al-Qur'an itu dipisahkan dari Adz-Dzikr, lalu diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia. Maka Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi Shollahu alaihi wasallama.

c. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : "Allah menurunkan Al-Qur'an sekaligus ke langit dunia, pusat turunnya Al-Qur'an secara gradual. Lalu, Allah menurunkannya kepada RasulNya bagian demi bagian.